Tren Estimasi, Notifikasi, dan Pengobatan TBC di RI dalam 6 Tahun

Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan, tren estimasi, notifikasi, dan kasus tuberkulosis atau TBC diobati di Indonesia berfluktuasi sepanjang 2020 hingga September 2025.

Pada estimasi kasus dalam enam tahun belakangan, angkanya di kisaran 800 ribu-1,09 juta kasus per tahun. Terendah terjadi pada 2020 sebesar 824 ribu dan tertinggi pada 2024 sebesar 1,09 juta kasus.

Kemenkes menyebut, estimasi kasus tersebut berangkat dari Global TB Report dari World Health Organization (WHO).

Lalu notifikasi kasus, merupakan pelaporan resmi seseorang yang didiagnosis terkena TBC kepada otoritas kesehatan nasional. Kemenkes mencatat, notifikasi berada pada rentang 390 ribu-860 ribu kasus per tahun.

Sama seperti tren estimasi kasus, notifikasi terendah terjadi pada 2020 sebesar 393,32 ribu kasus dan tertinggi pada 2024 sebesar 856,42 ribu kasus.

Secara persentase, notifikasi kasus belum mendekati estimasi totalnya. Notifikasi berada di rentang 45%-78% setiap tahunnya. Kasus ternotifikasi tertinggi terjadi pada 2024 sebesar 78% dari estimasi total kasus.

Kemudian kasus tuberkulosis diobati, yakni 360 ribu-780 ribu kasus per tahun. Adapun proporsi diobatinya sebanyak 85%-92% per tahun.

Seperti terlihat pada grafik, kasus paling banyak diobati terjadi pada 2024 yang menyentuh 788,76 ribu kasus atau 92% dari kasus ternotifikasi. Sementara data terakhir pada September 2025, TBC diobati sebesar 542,16 ribu atau 90% dari ternotifikasi.

Kemenkes memberi catatan, data 2024 diolah final pada 17 Maret 2025. Sedangkan 2025 diolah SITB per 27 September 2025.

(Baca: Angka Keberhasilan Pengobatan TBC di Indonesia 2015-2024)