Sebaran SMA di Indonesia yang Dapat Pelayanan Kesehatan Peserta Didik 2024

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjelaskan, kegiatan pelayanan kesehatan di sekolah dilaksanakan tenaga kesehatan bersama kader kesehatan sekolah.

Dalam program itu, minimal dilakukan pemeriksaan status gizi (tinggi badan dan berat badan), pemeriksaan gigi, pemeriksaan tajam penglihatan, dan pemeriksaan tajam pendengaran.

Menurut Kemenkes, pelayanan kesehatan bertujuan untuk mendeteksi dini risiko penyakit agar bisa segera ditindaklanjuti, serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Di tingkat SMA/MA, pada 2024, cakupan sekolah yang mendapat pelayanan kesehatan peserta didik secara nasional mencapai 84,73%.

"Lebih dari 80% SMA/MA di sebagian besar provinsi telah menyediakan layanan kesehatan bagi para siswa, mencerminkan komitmen untuk mendukung kesehatan remaja di masa transisi yang sangat penting ini," kata Kemenkes dalam laporannya.

Namun, masih ada 14 provinsi dengan cakupan pelayanan kesehatan di sekolah pada kisaran 60%-80%.

Pada 2024, ada pula 8 provinsi yang cakupannya masih di bawah 60%, yaitu:

1. DI Yogyakarta: 57,83%
2. Nusa Tenggara Barat: 57,21%
3. Sulawesi Utara: 54,99%
4. Sulawesi Tenggara: 52,97%
5. Papua Barat: 51,90%
6. Nusa Tenggara Timur: 40,86%
7. Papua Barat Daya: 35,58%
8. Papua Selatan: 23,63%

Menurut Kemenkes, kondisi tersebut menunjukkan adanya kesenjangan dalam akses dan ketersediaan layanan kesehatan di beberapa wilayah, sehingga memerlukan perhatian lebih lanjut.

"Peningkatan cakupan di daerah-daerah tersebut penting agar lebih banyak siswa dapat memperoleh manfaat dari program-program kesehatan di lingkungan sekolah," kata Kemenkes.

(Baca: Penyebab Kematian Bayi Neonatal dan Pasca-Neonatal di Indonesia 2024)