Survei JakPat menujukkan, terdapat 21% dari total responden yang lebih memilih menggunakan produk internasional ketimbang produk lokal.
Menurut alasannya, 38% responden tidak menggunakan produk dalam negeri karena ragu dengan kualitas yang diberikan.
Ada pula yang merasa produk lokal punya klaim berlebihan (21%), harganya tidak lebih murah (19%), dan persediaannya terbatas (18%).
Alasan berikutnya karena produk lokal dinilai punya tingkat plagiarisme yang tinggi (17%), desain atau penampilannya tidak menarik (15%), dan produk internasional dapat lebih dipercaya (15%).
"Secara keseluruhan, kepercayaan dan keaslian yang dirasakan tetap menjadi tantangan utama bagi produk lokal," tulis JakPat dalam laporan Local Product Shopping Behavior in Indonesia.
Survei Jakpat ini melibatkan 1.394 responden, lalu dikerucutkan menjadi 321 responden yang mengaku tidak pernah menggunakan produk lokal. Secara total, responden terdiri atas 52% laki-laki dan 48% perempuan.
Responden berada di Pulau Jawa non-Jabodetabek (49%), Jabodetabek (36%), dan luar Pulau Jawa (15%). Responden berasal dari generasi milenial (29-44 tahun) sebanyak 43%, gen Z (usia 15-28 tahun) 43%, dan gen x (40-50 tahun) 14%,
Survei digelar secara online melalui aplikasi Jakpat pada 24-25 Juli 2025 dengan margin error di bawah 5%.
(Baca: Indonesia, Pasar Kosmetik Terbesar ke-2 di Asia Tenggara pada 2024)