Perempuan yang Melahirkan secara Berisiko di Indonesia Berkurang pada 2024

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), perempuan yang melahirkan secara berisiko di Indonesia berkurang pada 2024.

Hal ini terlihat dari turunnya indeks MHPK20, yakni indeks proporsi perempuan berusia 15-49 tahun yang melahirkan anak pertama saat usianya belum menginjak 20 tahun.

"Wanita yang hamil pada usia kurang dari 20 tahun memiliki risiko yang tinggi selama kehamilan, proses persalinan, dan keadaan bayinya," kata BPS dalam laporan Indeks Ketimpangan Gender 2024.

Pada 2024, indeks MHPK20 Indonesia sebesar 0,248 dari skala 0-1 poin. Angka ini menunjukkan ada 24,8% perempuan berusia 15-49 tahun yang melahirkan saat usianya masih belia.

Angka tersebut berkurang dibanding tahun sebelumnya. Namun, menurut BPS, pengurangannya belum signifikan.

"Hal ini perlu mendapat perhatian dari pemerintah untuk menegakkan undang-undang perkawinan serta mengambil berbagai tindakan untuk mencegah kehamilan pada usia dini," kata BPS.

BPS juga mengukur tingkat risiko saat melahirkan melalui indeks MTF, yakni indeks proporsi perempuan berusia 15-49 tahun yang melahirkan di luar fasilitas kesehatan (faskes).

Pada 2024, indeks MTF Indonesia sebesar 0,094 dari skala 0-1 poin. Angka ini mengindikasikan ada 9,4% perempuan berusia 15-49 tahun yang melahirkan di luar faskes dengan dibantu tenaga non-medis, seperti dukun.

"Sejak tahun 2018, angka MTF ini secara konsisten mengalami penurunan, yang menunjukkan adanya peningkatan akses dan penggunaan layanan kesehatan selama persalinan," kata BPS.

"Perempuan yang memiliki pendidikan lebih tinggi cenderung untuk memilih melahirkan di fasilitas kesehatan. Kecenderungan ini didorong oleh peningkatan kesadaran pentingnya persalinan yang aman, pemahaman yang lebih baik tentang risiko kesehatan, serta kemampuan untuk mengambil keputusan secara lebih mandiri," lanjutnya.

(Baca: Provinsi dengan Pernikahan Perempuan Dini Tertinggi di RI 2024)