Hasil riset Katadata Insight Center (KIC) bersama tSurvey menunjukkan, terdapat sejumlah alasan masyarakat Indonesia tidak mengunjungi mall pada awal tahun ini.
Mengalihkan dana untuk keperluan mendesak jadi alasan utama 48% responden untuk tidak mengunjungi mall pada awal 2025. Padahal, mereka mengunjunginya pada akhir 2024 lalu.
Lalu 30% responden beralasan pendapatan bulan ini lebih rendah dari akhir tahun lalu.
Berikutnya, terdapat 28% responden yang tidak sempat ke mall karena pekerjaan atau aktivitas harian yang padat dan 25% ingin mengurangi konsumsi berlebihan setelah belanja akhir tahun.
Ada pula yang merasa harga-harga di mall kurang ramah di kantong (23%), lebih nyaman belanja online (20%), tertarik pada kegiatan atau tempat lain (10%), lokasi mall terlalu jauh (3%), dan lainnya (2%).
KIC dan tSurvei ini melibatkan 268 dari total 800 responden. Secara keseluruhan, responden terdiri atas 66% responden laki-laki dan 34% perempuan. Pengambilan dilakukan secara online pada September-Desember 2024.
Adapun responden dipilih dengan teknik non-probability sampling. Sampel diambil dari mal kelas atas (mal A) dan kelas menengah (mal B) di Jabodetabek, dengan rincian sebagai berikut:
Mal A: Mal kelas atas
- Plaza Indonesia
- Grand Indonesia
- Pacific Place
- Central Park
- Senayan City
- Plaza Senayan
- Ashta District 8
- Pondok Indah Mall
- Lippo Kemang Village
- Kota Kasablanka
- Gandaria City
- PIK Avenue
- Aeon Mall Jakarta Garden City
- Lotte Shopping Avenue
- Mall Taman Anggrek
- Mall of Indonesia
Mal B: Mal kelas menengah
- Blok M Plaza
- Green Pramuka Square
- Mall Artha Gading
- Mall Bassura City
- Mall Sunter
- Cilandak Town Square
- Plaza Slipi Jaya
- Mall Tamini Square
- Pluit Village
- Mall Cipinang Indah
- Mall Kelapa Gading (MKG)
- Plaza Atrium Senen
- City Plaza Jatinegara
- Plaza Buaran
Laporan lengkap KIC bertajuk Perilaku Publik dalam Mengunjungi Mall dapat diakses melalui tautan berikut.
(Baca: Ini Daya Tarik Mal Bagi Orang Indonesia)