Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan, terdapat 2.668 pengaduan terkait perundungan atau bullying di lingkungan peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) sepanjang periode 20 Juli 2023-25 April 2025. Setelah diverifikasi, 24% atau 632 di antaranya terbukti sebagai tindakan bullying.
Secara rinci, kasus bullying ini terjadi rumah sakit (RS) Kemenkes atau RS pemerintah sebanyak 370 kasus, Fakultas Kedokteran (FK) di universitas 159 kasus, RS lainnya 70 kasus, dan 33 kasusnya tidak teridentifikasi.
"Bentuk perundungannya ada yang verbal, nonverbal, fisik, dan sebagainya," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR, Selasa (29/4/2025).
Kasus bullying di RS Kemenkes terjadi di 22 program studi (prodi). Tercatat, prodi spesialis penyakit dalam jadi yang terbanyak dengan total 80 kasus. Lalu disusul prodi spesialis bedah 46 kasus dan spesialis anestesi 27 kasus.
Berikut daftar prodi spesialis di RS Kemenkes dengan jumlah kasus bullying terbanyak periode 20 Juli 2023-25 April 2025:
- Penyakit Dalam: 80 kasus
- Bedah: 46 kasus
- Anestesi: 27 kasus
- Obgyn: 22 kasus
- Anak: 21 kasus
- Mata: 16 kasus
- Bedah Plastik: 16 kasus
- Bedah Saraf: 16 kasus
- Orthopedi:15 kasus
- Neurologi: 14 kasus
- Kulit dan Kelamin: 9
- Patologi Klinik: 8
- Jantung dan Pembuluh Darah: 8
- Kedokteran Fisik dan Rehab: 8 kasus
- Urologi: 7 kasus
- Bedah Mulut: 3 kasus
- Radiologi: 3 kasus
- Bedah Anak: 2 kasus
- Telinga, Hidung, Tenggorokan (THT): 2 kasus
- Gizi Klinik: 1 kasus
- Okupansi: 1 kasus
- Forensik: 1 kasus
- Tidak diketahui: 44 kasus
(Baca: Ini Gejala Depresi yang Dirasakan Calon Dokter Spesialis Indonesia)