Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah pada tahun 2024 mencapai Rp 416,45 juta. Angka ini menunjukkan pertumbuhan positif dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar 6,9 persen. Secara historis, PDRB sektor ini di Karanganyar terus mengalami peningkatan dari tahun 2010 hingga 2024. Kenaikan tertinggi tercatat pada tahun 2014 dengan pertumbuhan 16,98 persen, sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2021 hanya 1,32 persen.
Peningkatan PDRB sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial di Karanganyar pada tahun 2024 melanjutkan tren positif dalam beberapa tahun terakhir. Jika dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan 3 tahun sebelumnya (2021-2023) sebesar 4,34 persen, pertumbuhan tahun 2024 lebih tinggi. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan 5 tahun terakhir (2019-2023) sebesar 5,48 persen, pertumbuhan tahun 2024 juga lebih tinggi. Hal ini mengindikasikan sektor ini terus menunjukkan kinerja yang baik di Karanganyar.
(Baca: PDRB ADHB Sektor Pertambangan dan Penggalian di Nusa Tenggara Barat | 2024)
Meskipun mengalami pertumbuhan positif, posisi Karanganyar dalam skala regional dan nasional perlu diperhatikan. Pada tahun 2024, Karanganyar berada di peringkat ke-69 di Pulau Jawa dalam kontribusi PDRB sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial. Peringkat ini sama dengan tahun 2023. Sementara itu, secara nasional, Karanganyar berada di peringkat ke-142. Peringkat ini menunjukkan bahwa Karanganyar masih memiliki potensi untuk meningkatkan kontribusinya dalam PDRB sektor ini.
Fluktuasi pertumbuhan PDRB sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial di Karanganyar menunjukkan dinamika yang menarik. Setelah mengalami pertumbuhan yang signifikan pada tahun 2014, pertumbuhan cenderung melambat hingga tahun 2021. Namun, dalam tiga tahun terakhir, pertumbuhan kembali meningkat, meskipun tidak setinggi tahun 2014. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor ini memiliki potensi pertumbuhan yang besar, namun juga rentan terhadap faktor-faktor eksternal yang dapat memengaruhi kinerjanya.
Anomali terjadi pada tahun 2021 ketika pertumbuhan PDRB sektor ini hanya 1,32 persen, jauh lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh pandemi COVID-19 yang berdampak pada berbagai sektor ekonomi, termasuk sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial. Namun, setelah pandemi mereda, sektor ini kembali menunjukkan pemulihan dan pertumbuhan yang lebih baik.
Kabupaten Pinrang
Kabupaten Pinrang berada di peringkat ke-18 di Pulau Sulawesi, mencatatkan nilai PDRB sebesar Rp 425,92 juta. Pertumbuhan sektor ini mencapai 8,17 persen, dengan selisih nilai sebesar Rp 32,16 juta dibandingkan tahun sebelumnya. Kabupaten ini menunjukkan kinerja yang cukup baik dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan di Sulawesi, meskipun masih ada ruang untuk peningkatan.
(Baca: Data Historis Rata - Rata Upah di Sumatera Selatan Periode 2018-2023)
Kabupaten Blitar
Kabupaten Blitar menempati peringkat ke-68 di Pulau Jawa dengan nilai PDRB sebesar Rp 423,46 juta. Pertumbuhan ekonominya tercatat sebesar 7,64 persen, dengan selisih nilai sebesar Rp 30,05 juta dibandingkan tahun sebelumnya. Secara umum, Kabupaten Blitar perlu berupaya lebih keras untuk meningkatkan posisinya di antara kabupaten/kota lain di Jawa.
Kota Lhokseumawe
Kota Lhokseumawe berada di peringkat ke-20 di Pulau Sumatera dengan nilai PDRB sebesar Rp 421,82 juta. Pertumbuhan sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosialnya mencapai 5,35 persen, dan nilai PDRB tahun sebelumnya sebesar Rp 400,41 juta. Kota ini menunjukkan stabilitas dalam pertumbuhan ekonomi sektor kesehatan dan sosial.
Kabupaten Boyolali
Kabupaten Boyolali menempati peringkat ke-70 di Pulau Jawa, mencatatkan nilai PDRB sebesar Rp 412,36 juta. Pertumbuhan ekonomi di sektor ini mencapai 6,82 persen, dengan selisih nilai sebesar Rp 26,34 juta dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan PDRB menunjukkan peningkatan yang baik dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya.
Kabupaten Barito Utara
Kabupaten Barito Utara berada di peringkat ke-23 di Pulau Kalimantan, dengan nilai PDRB sebesar Rp 412,15 juta. Pertumbuhan sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosialnya mencapai 8,7 persen. Pertumbuhan yang signifikan ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan untuk perbaikan posisi di tingkat regional dan nasional.