Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat PDRB ADHB Sektor Industri Pengolahan Provinsi Maluku Utara pada tahun 2024 mencapai Rp 32.487,41 miliar. Data historis menunjukkan adanya pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2024, terjadi peningkatan sebesar 18,11% dibandingkan tahun sebelumnya, atau senilai Rp 4.982,46 miliar. Secara umum, PDRB ADHB Industri Pengolahan Maluku Utara menunjukkan tren positif dari tahun 2010 hingga 2024.
Dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan 3 tahun terakhir (2021-2023) sebesar 65,71%, pertumbuhan tahun 2024 (18,11%) lebih rendah. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan 5 tahun terakhir (2019-2023) sebesar 52,62%, pertumbuhan tahun 2024 juga lebih rendah. Kenaikan tertinggi dalam 5 tahun terakhir terjadi pada tahun 2021 sebesar 121,66%, sementara kenaikan terendah terjadi pada tahun 2019 sebesar 3,9%. Pada tahun 2020 terjadi anomali, di mana peningkatan hanya sebesar 3,9% atau Rp 105,44 miliar.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Aneka Barang dan Jasa Kab. Halmahera Barat | 2024)
Secara ranking di Pulau Maluku, Maluku Utara menduduki peringkat pertama pada tahun 2024. Untuk ranking se-Indonesia, Maluku Utara berada pada peringkat ke-16. Dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia, nilai PDRB ADHB Industri Pengolahan Maluku Utara masih relatif rendah. Peningkatan ranking dari 18 ke 16 menunjukkan perbaikan, tetapi masih perlu ditingkatkan lagi.
Kenaikan tertinggi PDRB ADHB Industri Pengolahan Maluku Utara terjadi pada tahun 2021, dengan pertumbuhan mencapai 121,66% atau meningkat sebesar Rp 5.893 miliar dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan terendah terjadi pada tahun 2019, dengan pertumbuhan hanya 3,9% atau meningkat sebesar Rp 105,44 miliar. Terjadi anomali pada tahun 2020, dengan pertumbuhan yang jauh lebih rendah dibandingkan tahun-tahun lainnya.
Kondisi ini menunjukkan bahwa PDRB ADHB Industri Pengolahan Maluku Utara fluktuatif, dengan pertumbuhan tertinggi pada tahun 2021 dan pertumbuhan terendah pada tahun 2019. Anomali pada tahun 2020 menunjukkan adanya faktor-faktor tertentu yang memengaruhi kinerja sektor industri pengolahan di Maluku Utara pada tahun tersebut. Pemerintah daerah perlu melakukan evaluasi dan mencari solusi untuk mengatasi kendala yang menghambat pertumbuhan sektor industri pengolahan.
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan menempati urutan kedua di pulau Sulawesi dengan nilai PDRB ADHB Industri Pengolahan sebesar Rp 90.664,86 miliar. Pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan mencapai 8,12%, menunjukkan stabilitas dan kontribusi signifikan terhadap perekonomian regional. Peringkat Sulawesi Selatan di tingkat nasional adalah ke-13, mengindikasikan posisi yang cukup kuat di antara provinsi-provinsi lain di Indonesia.
(Baca: Data Historis Rata - Rata Upah di Gorontalo Periode 2018-2023)
Kalimantan Barat
Kalimantan Barat berada di posisi kedua di pulau Kalimantan, dengan nilai PDRB ADHB Industri Pengolahan sebesar Rp 46.845,98 miliar. Pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Barat mencapai 8,9%, menandakan peningkatan yang cukup signifikan. Di tingkat nasional, Kalimantan Barat menduduki peringkat ke-14, menunjukkan daya saing yang cukup baik di antara provinsi-provinsi lain di Indonesia. Pertumbuhan ini didukung oleh sektor industri pengolahan yang semakin berkembang di wilayah tersebut.
Kalimantan Tengah
Kalimantan Tengah menempati urutan ketiga di pulau Kalimantan dengan nilai PDRB ADHB Industri Pengolahan sebesar Rp 35.105,39 miliar. Pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Tengah mencapai 7,89%, menunjukkan stabilitas ekonomi yang cukup baik. Di tingkat nasional, Kalimantan Tengah berada di peringkat ke-15. Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah, Kalimantan Tengah memiliki peluang besar untuk terus mengembangkan sektor industri pengolahan.
Jambi
Jambi berada di urutan ke-6 di pulau Sumatera, dengan nilai PDRB ADHB Industri Pengolahan sebesar Rp 31.557,12 miliar. Pertumbuhan ekonomi di Jambi mencapai 7,49%, menunjukkan adanya perkembangan positif dalam sektor industri pengolahan. Peringkat Jambi di tingkat nasional adalah ke-17, mengindikasikan perlunya upaya lebih lanjut untuk meningkatkan daya saing dan investasi di sektor industri.
Kalimantan Selatan
Kalimantan Selatan menempati urutan ke-4 di pulau Kalimantan, dengan nilai PDRB ADHB Industri Pengolahan sebesar Rp 31.410,22 miliar. Pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Selatan mencapai 8,5%, menunjukkan potensi ekonomi yang terus berkembang. Di tingkat nasional, Kalimantan Selatan berada di peringkat ke-18, mengindikasikan perlunya peningkatan investasi dan pengembangan infrastruktur untuk mendukung pertumbuhan industri pengolahan yang lebih pesat.
Papua Barat
Papua Barat menempati urutan pertama di pulau Papua, dengan nilai PDRB ADHB Industri Pengolahan mencapai Rp 29.652,8 miliar, menunjukkan keunggulan dalam sektor ini di wilayah Papua. Pertumbuhan ekonomi Papua Barat melonjak menjadi 34.96%, mencerminkan perkembangan yang signifikan. Dengan menduduki peringkat ke-19 di tingkat nasional, Papua Barat menunjukkan potensi besar untuk terus mengembangkan sektor industri pengolahan.