Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, PDRB ADHB Sektor Tanaman Perkebunan Kalimantan Selatan pada 2024 mencapai Rp 8.738,92 miliar. Nilai ini menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 9,07% dibandingkan tahun sebelumnya. Terjadi kenaikan signifikan dibandingkan rata-rata pertumbuhan 3 tahun terakhir (2021-2023) yang sebesar 8,44%, dan juga lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan 5 tahun terakhir (2019-2023) sebesar 7,46%.
Pertumbuhan PDRB Tanaman Perkebunan Kalimantan Selatan cukup fluktuatif dalam lima tahun terakhir. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada 2021 sebesar 14,69%, sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada 2019 sebesar 0,51%. Peningkatan tahun ini mengindikasikan pemulihan dan peningkatan signifikan sektor perkebunan setelah periode pertumbuhan yang lebih lambat. Kenaikan tertinggi dari sisi nilai terjadi pada tahun 2021 dengan selisih Rp 910 miliar dari tahun sebelumnya.
(Baca: Statistik Penduduk Beragama Konghucu di Kalimantan Barat 2015-2024)
Secara ranking di Pulau Kalimantan, Kalimantan Selatan tetap berada di posisi ke-4 pada tahun 2024. Sementara itu, peringkat secara nasional berada di posisi ke-20, turun satu peringkat dibandingkan tahun 2023. Nilai PDRB Kalimantan Selatan masih lebih rendah dibandingkan beberapa provinsi lain di Kalimantan. Kondisi ini mengindikasikan potensi peningkatan yang masih terbuka lebar bagi sektor perkebunan di Kalimantan Selatan.
Kenaikan tertinggi dalam data historis terjadi pada tahun 2021 dengan pertumbuhan 14,69% dan selisih nilai sebesar Rp 910 miliar. Sementara, kenaikan terendah terjadi pada tahun 2019 dengan pertumbuhan 0,51% dan selisih nilai Rp 31 miliar. Anomali terjadi pada periode 2015-2017, di mana pertumbuhan sempat negatif pada 2016 (-1,93%) dan 2017 (-4,32%), sebelum kembali pulih pada tahun-tahun berikutnya.
Secara keseluruhan, PDRB ADHB Sektor Tanaman Perkebunan Kalimantan Selatan menunjukkan pertumbuhan positif pada 2024. Peningkatan ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan beberapa tahun terakhir, meskipun posisinya di tingkat pulau dan nasional belum mengalami perubahan signifikan. Sektor perkebunan di Kalimantan Selatan memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi lebih besar bagi perekonomian daerah.
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara menempati peringkat ke-17 secara nasional dengan nilai PDRB sebesar Rp 14.254,58 miliar. Pertumbuhan tahunan mencapai 30,94%, menunjukkan performa yang sangat baik dibandingkan dengan provinsi lain. Posisi ini menempatkan Sulawesi Tenggara di urutan ke-4 di Pulau Sulawesi. Nilai PDRB Sulawesi Tenggara jauh lebih tinggi dibandingkan Kalimantan Selatan.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kota Pangkal Pinang | 2004 - 2024)
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Bangka Belitung mencatatkan nilai PDRB sebesar Rp 9.715,05 miliar dan menduduki peringkat ke-18 secara nasional. Dengan pertumbuhan sebesar 15,89%, provinsi ini menunjukkan perkembangan positif di sektor tanaman perkebunan. Di Pulau Sumatera, Bangka Belitung berada di urutan ke-8. Angka ini menempatkan Bangka Belitung sedikit lebih tinggi dari Kalimantan Selatan dalam skala nasional.
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara memiliki nilai PDRB sebesar Rp 9.208,19 miliar dan berada di peringkat ke-19 secara nasional. Pertumbuhan tahunan juga sebesar 15,89%, sama dengan Bangka Belitung. Sulawesi Utara menduduki peringkat ke-5 di Pulau Sulawesi. Walaupun posisinya berdekatan dengan Bangka Belitung, nilai PDRB Sulawesi Utara sedikit lebih kecil.
Bengkulu
Bengkulu mencatatkan nilai PDRB sebesar Rp 7.059,36 miliar dan menduduki peringkat ke-21 secara nasional. Pertumbuhan yang signifikan sebesar 33,44% menunjukkan potensi besar sektor perkebunan di provinsi ini. Di Pulau Sumatera, Bengkulu berada di urutan ke-9. Pertumbuhan PDRB Bengkulu jauh lebih tinggi dari Kalimantan Selatan.
Banten
Banten mencatatkan nilai PDRB sebesar Rp 6.905,02 miliar dan menempati peringkat ke-22 secara nasional. Dengan pertumbuhan sebesar 16,93%, Banten menunjukkan perkembangan yang cukup baik di sektor ini. Di Pulau Jawa, Banten berada di urutan ke-4.
Maluku Utara
Maluku Utara menduduki peringkat ke-23 secara nasional dengan nilai PDRB sebesar Rp 5.170,66 miliar. Pertumbuhan tahunan mencapai 12,27%. Di Pulau Maluku, Maluku Utara berada di urutan pertama. Meskipun memiliki nilai PDRB yang lebih rendah dari provinsi lain dalam perbandingan ini, posisi teratas di pulau menunjukkan keunggulan relatif di wilayahnya.