Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat PDRB ADHB Sektor Pengadaan Listrik dan Gas Provinsi Jawa Timur pada tahun 2024 mencapai Rp 11.194,4 miliar. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 7,72% dibandingkan tahun 2023. Dari data historis, terlihat bahwa nilai PDRB sektor ini terus meningkat sejak tahun 2010. Kenaikan tertinggi dalam lima tahun terakhir terjadi pada tahun 2023 dengan pertumbuhan 29,21%, sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2020 dengan kontraksi turun 2,12%. Secara keseluruhan, sektor pengadaan listrik dan gas di Jawa Timur menunjukkan kinerja yang positif.
Jika dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan tiga tahun terakhir (2022-2024) sebesar 15,91%, pertumbuhan tahun 2024 lebih rendah. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan lima tahun terakhir (2020-2024) sebesar 8,07%, pertumbuhan tahun 2024 sedikit lebih rendah. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2023, yang kemungkinan disebabkan oleh peningkatan investasi dan konsumsi listrik dan gas. Penurunan terendah terjadi pada tahun 2020, yang kemungkinan disebabkan oleh pandemi COVID-19 yang berdampak pada aktivitas ekonomi.
(Baca: PDRB ADHK Sektor Transportasi dan Pergudangan Periode 2013-2024)
Pada tahun 2024, Jawa Timur menempati peringkat ke-2 di Pulau Jawa dan peringkat ke-2 secara nasional untuk PDRB ADHB Sektor Pengadaan Listrik dan Gas. Nilai PDRB Jawa Timur lebih tinggi dibandingkan Banten (Rp 10.831,56 miliar), DKI Jakarta (Rp 5.628,35 miliar), dan Kepulauan Riau (Rp 3.865,21 miliar). Namun, masih berada di bawah Jawa Barat (Rp 12.059,32 miliar). Peringkat ini menunjukkan bahwa sektor pengadaan listrik dan gas di Jawa Timur memiliki kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian pulau Jawa dan nasional.
Kenaikan tertinggi PDRB Sektor Pengadaan Listrik dan Gas di Jawa Timur terjadi pada tahun 2023 dengan nilai Rp 10.392,46 miliar, sedangkan nilai terendah terjadi pada tahun 2010 dengan nilai Rp 4.491,98 miliar. Pada tahun 2010-2024, PDRB Sektor Pengadaan Listrik dan Gas Provinsi Jawa Timur terlihat fluktuatif. Pertumbuhan tertinggi sebesar 29,21% terjadi pada tahun 2023, sedangkan penurunan terdalam turun 14,1% terjadi pada tahun 2014. Meskipun fluktuatif, secara umum sektor ini menunjukkan tren peningkatan dari tahun ke tahun.
Tidak ada anomali yang signifikan dalam data historis PDRB Sektor Pengadaan Listrik dan Gas di Jawa Timur. Fluktuasi yang terjadi masih dalam batas wajar dan dapat dijelaskan oleh faktor-faktor ekonomi makro dan kondisi regional. Dibandingkan dengan tiga tahun terakhir, pertumbuhan tahun 2024 sedikit lebih rendah, tetapi masih menunjukkan kinerja yang positif. Ranking Jawa Timur di tingkat pulau dan nasional juga tetap stabil, menunjukkan bahwa sektor ini tetap menjadi salah satu sektor penting dalam perekonomian Jawa Timur.
Jawa Barat
Provinsi Jawa Barat memimpin dengan perolehan nilai PDRB Sektor Pengadaan Listrik dan Gas sebesar Rp 12.059,32 miliar, menduduki peringkat pertama di Pulau Jawa dan secara nasional. Meskipun begitu, pertumbuhan Jawa Barat menunjukkan penurunan turun 1,32%. Nilai ini lebih rendah jika dibandingkan dengan nilai tahun sebelumnya sebesar Rp 12.221,17 miliar. Penurunan ini mengindikasikan adanya tantangan atau perubahan dinamika dalam sektor pengadaan listrik dan gas di Jawa Barat.
(Baca: Nilai Investasi PMA Sektor Hotel dan Restoran Periode 2013-2023)
Jawa Timur
Dengan nilai PDRB mencapai Rp 11.194,4 miliar, Jawa Timur menempati posisi kedua di Pulau Jawa dan Indonesia. Provinsi ini mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 7,72%, dengan selisih nilai sebesar Rp 801,94 miliar dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini menunjukkan sektor pengadaan listrik dan gas di Jawa Timur mengalami peningkatan yang signifikan. Jawa Timur berhasil mempertahankan posisinya sebagai salah satu kontributor utama dalam sektor ini.
Banten
Banten menduduki peringkat ketiga di Pulau Jawa dengan nilai PDRB Sektor Pengadaan Listrik dan Gas sebesar Rp 10.831,56 miliar. Namun, Banten mengalami kontraksi pertumbuhan turun 15,3%, dengan selisih nilai sebesar Rp -1.956,74 miliar dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan adanya penurunan yang signifikan dalam sektor pengadaan listrik dan gas di Banten. Situasi ini menempatkan Banten pada posisi yang memerlukan perhatian lebih dalam upaya meningkatkan kinerja sektor ini.
DKI Jakarta
DKI Jakarta berada di peringkat keempat di Pulau Jawa, dengan nilai PDRB Sektor Pengadaan Listrik dan Gas sebesar Rp 5.628,35 miliar. Provinsi ini mengalami penurunan pertumbuhan turun 18,18%, dengan selisih nilai sebesar Rp -1.250,64 miliar. Penurunan ini menunjukkan bahwa sektor pengadaan listrik dan gas di DKI Jakarta menghadapi tantangan yang cukup besar. DKI Jakarta berada pada posisi yang memerlukan evaluasi dan perbaikan strategi untuk memulihkan pertumbuhan sektor ini.
Kep. Riau
Kepulauan Riau menunjukkan kinerja yang positif dengan nilai PDRB Sektor Pengadaan Listrik dan Gas sebesar Rp 3.865,21 miliar. Provinsi ini mencatatkan pertumbuhan sebesar 8,66%, dengan selisih nilai sebesar Rp 308,13 miliar. Peningkatan ini menempatkan Kepulauan Riau pada posisi pertama di luar Pulau Jawa, menunjukkan sektor pengadaan listrik dan gas di wilayah ini memiliki potensi yang cukup besar. Pertumbuhan ini merupakan sinyal positif bagi perkembangan sektor ini di Kepulauan Riau.