Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah minimarket/swalayan di Jawa Timur pada tahun 2024 mencapai 10.086 unit. Data historis menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam satu dekade terakhir. Pada tahun 2014, jumlahnya tercatat 4.891 unit, kemudian meningkat menjadi 6.710 unit pada 2018, dan terus bertambah hingga 8.303 unit pada 2021. Terjadi peningkatan yang cukup besar, mencapai 1.783 unit dari tahun sebelumnya, menunjukkan ekspansi yang cukup pesat dalam sektor ritel modern di Jawa Timur.
Dibandingkan rata-rata pertumbuhan tiga tahun terakhir (2019-2021) sebesar 7,36%, pertumbuhan tahun 2024 jauh lebih tinggi, yaitu 21,47%. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan lima tahun terakhir (2018-2021 dan 2024) sebesar 16,19%, pertumbuhan tahun 2024 masih lebih tinggi. Kenaikan tertinggi dalam lima tahun terakhir terjadi pada tahun 2018 dengan pertumbuhan 37,19%, sedangkan kenaikan terendah terjadi pada tahun 2019 dengan pertumbuhan 6,92%.
(Baca: Pendapatan Asli Daerah Periode 2013-2024)
Ranking Jawa Timur menurut pulau pada tahun 2024 adalah ketiga, turun satu peringkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang selalu menempati posisi kedua. Secara nasional, Jawa Timur juga berada di peringkat ketiga. Nilai 10.086 unit ini berada di bawah Jawa Barat yang menempati peringkat pertama dengan 11.393 unit dan Jawa Tengah di peringkat kedua dengan 10.603 unit. Persentase pertumbuhan Jawa Timur juga lebih rendah dibandingkan Jawa Barat yang mencapai 13,5% dan Jawa Tengah yang mencapai 36,36%.
Kenaikan jumlah minimarket/swalayan tertinggi terjadi pada tahun 2018 dengan penambahan 1.819 unit. Pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2019 dengan penambahan hanya 464 unit. Terlihat adanya fluktuasi pertumbuhan dari tahun ke tahun. Namun, penambahan 1.783 unit pada tahun 2024 menunjukkan adanya pemulihan dan peningkatan signifikan setelah periode pertumbuhan yang lebih moderat.
Secara keseluruhan, jumlah minimarket/swalayan di Jawa Timur menunjukkan tren positif dalam jangka panjang, meskipun terdapat fluktuasi pertumbuhan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2018 pertumbuhannya sangat tinggi, kemudian melambat dan kembali meningkat signifikan pada tahun 2024. Anomali terjadi pada tahun 2019 dengan pertumbuhan yang sangat rendah, hanya 6,92%, jauh di bawah rata-rata tahun-tahun lainnya.
(Baca: NPL Bank Umum Lapangan Usaha Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi Periode 2015-2025)
Jawa Barat
Dengan jumlah 11.393 unit, Jawa Barat menduduki peringkat pertama di Pulau Jawa dan secara nasional. Pertumbuhan sebesar 13,5% menunjukkan ekspansi yang solid. Meskipun tidak setinggi Jawa Tengah, nilai ini tetap signifikan. Dibandingkan dengan nilai dua tahun sebelumnya, terjadi peningkatan yang konsisten.
Jawa Tengah
Jawa Tengah berada di posisi kedua dengan 10.603 unit. Pertumbuhan 36,36% menjadi yang tertinggi di antara provinsi-provinsi di Pulau Jawa, menunjukkan perkembangan pesat sektor ritel modern. Peningkatan sebesar 2.827 unit dari tahun sebelumnya mengukuhkan posisi yang kuat di Jawa Tengah.
Banten
Banten mencatat 3.640 unit, menempati peringkat keempat di Pulau Jawa. Pertumbuhan sebesar 14,61% menunjukkan perkembangan positif. Dengan selisih 464 unit dari tahun sebelumnya, Banten terus memperkuat posisinya dalam sektor ritel. Perkembangan ini menunjukkan potensi pertumbuhan di masa depan.
Bali
Bali memiliki 3.282 unit minimarket/swalayan, menduduki peringkat pertama di Nusa Tenggara dan Bali. Pertumbuhan 10,43% menunjukkan stabilitas. Peningkatan sebesar 310 unit dari tahun sebelumnya mengindikasikan peningkatan aktivitas ekonomi di sektor ritel. Dibandingkan provinsi lain di Jawa, Bali memiliki karakteristik unik dalam pertumbuhan sektor ini.