Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah pada tahun 2024 sebanyak 110.650 orang. Data historis menunjukkan fluktuasi jumlah penduduk miskin selama periode 1999-2024. Pada tahun terakhir, terjadi penurunan sebanyak 3.970 orang dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini setara dengan 3.46 persen.
Secara umum, jumlah penduduk miskin di Sragen menunjukkan tren penurunan dari tahun 1999 hingga 2024, meskipun terdapat beberapa tahun dengan kenaikan. Rata-rata penurunan jumlah penduduk miskin dalam 5 tahun terakhir (2020-2024) adalah sekitar 1.544 orang per tahun. Dibandingkan dengan rata-rata penurunan dalam 3 tahun terakhir (2022-2024) yaitu sebesar 4.013 orang per tahun, menunjukkan bahwa penurunan kemiskinan di Sragen mengalami percepatan.
(Baca: Statistik Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Kepulauan Anambas 2015-2024)
Penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2002, di mana jumlah penduduk miskin berkurang sebanyak 86.410 orang. Sementara itu, kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2021, dengan penambahan sebanyak 5.550 orang. Anomali ini mungkin disebabkan oleh faktor-faktor eksternal seperti pandemi Covid-19 yang berdampak pada perekonomian masyarakat.
Di tingkat Pulau Jawa, Kabupaten Sragen menempati peringkat ke-52 dalam jumlah penduduk miskin pada tahun 2024. Secara nasional, Sragen berada di peringkat ke-60. Posisi ini menunjukkan bahwa penanganan kemiskinan di Sragen masih perlu ditingkatkan dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Jawa dan Indonesia.
Perlu dicatat, data ini hanya mencerminkan jumlah penduduk miskin dan belum menggambarkan kedalaman serta keparahan kemiskinan di Kabupaten Sragen. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami akar permasalahan kemiskinan dan merumuskan kebijakan yang lebih efektif.
Kabupaten Ngawi
Kabupaten Ngawi menduduki peringkat ke-57 secara nasional dengan 116.470 jiwa penduduk miskin. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terjadi penurunan sebesar 3.98 persen, yang setara dengan pengurangan 4.830 jiwa. Penurunan ini menunjukkan bahwa upaya penanggulangan kemiskinan di Ngawi mulai menunjukkan hasil yang positif, meskipun masih perlu ditingkatkan untuk mencapai hasil yang lebih signifikan.
(Baca: Jumlah Penduduk Kabupaten Asahan 797,1 Ribu Jiwa Data per 2024)
Kabupaten Pandeglang
Dengan jumlah penduduk miskin sebesar 113.450 jiwa, Kabupaten Pandeglang menempati urutan ke-58 di tingkat nasional. Pertumbuhan jumlah penduduk miskin menunjukkan angka negatif yaitu turun 0.68 persen. Atau dengan kata lain, terjadi penurunan sebesar 780 jiwa dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan tipis ini mengindikasikan bahwa upaya penanggulangan kemiskinan di Pandeglang masih memerlukan perhatian lebih agar dampaknya dapat lebih terasa.
Kabupaten Lebak
Kabupaten Lebak berada di urutan ke-59 secara nasional dengan 111.710 jiwa penduduk miskin. Penurunan jumlah penduduk miskin di Lebak mencapai 2.47 persen atau berkurang 2.830 jiwa. Penurunan yang cukup signifikan ini menunjukkan bahwa program-program pengentasan kemiskinan di Lebak berjalan cukup efektif, namun tetap perlu dievaluasi dan ditingkatkan untuk mencapai hasil yang optimal.
Kabupaten Jombang
Kabupaten Jombang berada di peringkat ke-61 secara nasional dengan jumlah penduduk miskin mencapai 110.570 jiwa. Terjadi penurunan sebesar 5.79 persen atau 6.790 jiwa dibandingkan tahun sebelumnya. Ini merupakan penurunan yang cukup signifikan, dan menempatkan Jombang pada posisi yang lebih baik dalam upaya pengentasan kemiskinan dibandingkan dengan kabupaten lain dalam data ini.
Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo menduduki peringkat ke-62 di tingkat nasional dengan jumlah penduduk miskin sebesar 109.390 jiwa. Penurunan sebesar 8.19 persen atau 9.760 jiwa dibandingkan tahun sebelumnya menunjukkan kinerja yang sangat baik dalam penanggulangan kemiskinan. Hal ini bisa menjadi contoh bagi kabupaten lain untuk mengadopsi strategi dan program yang efektif dalam mengurangi angka kemiskinan.
Kabupaten Sumedang
Kabupaten Sumedang berada di peringkat ke-63 secara nasional dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 108.890 jiwa. Terjadi penurunan sebesar 2.24 persen atau 2.500 jiwa dibandingkan tahun sebelumnya. Meski tidak sebesar kabupaten lain, penurunan ini tetap menunjukkan adanya upaya yang dilakukan untuk menanggulangi kemiskinan di Sumedang, dan perlu terus ditingkatkan agar hasilnya lebih optimal.