Kementerian Pertanian - Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mencatat produksi susu segar di Sulawesi Tenggara pada tahun 2024 mencapai 49.106,76 Ton. Data historis menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 72435,83% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini merupakan anomali karena jauh melampaui pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya. Secara keseluruhan, produksi susu segar di Sulawesi Tenggara menunjukkan peningkatan yang fluktuatif dalam satu dekade terakhir, dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2024 dan penurunan terdalam terjadi pada tahun 2019 dengan angka -21.28%.
Rata-rata produksi susu segar di Sulawesi Tenggara dalam tiga tahun terakhir (2022-2024) adalah sekitar 42.604,85 Ton. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata lima tahun sebelumnya (2019-2023) yang hanya mencapai 67.31 Ton. Ini mengindikasikan peningkatan yang signifikan dalam produksi susu segar dalam beberapa tahun terakhir, terutama didorong oleh lonjakan produksi di tahun 2024. Peringkat Sulawesi Tenggara di tingkat pulau berada di posisi ke-2, sama dengan tahun sebelumnya.
(Baca: Harga Beras Kualitas Medium I di Papua Termahal Se-Indonesia (Senin, 17 November 2025))
Dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Sulawesi, Sulawesi Tenggara menempati peringkat ke-2 dalam produksi susu segar. Peringkat ini sama dengan tahun sebelumnya. Secara nasional, Sulawesi Tenggara menempati peringkat ke-13 pada tahun 2024, naik satu peringkat dari tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun terjadi peningkatan produksi di Sulawesi Tenggara, provinsi lain juga mengalami peningkatan, sehingga posisi nasionalnya tidak banyak berubah.
Kenaikan produksi tertinggi sebelum tahun 2024 terjadi pada tahun 2021, dengan pertumbuhan sebesar 95.9%. Anomali yang terjadi pada tahun 2024 perlu diinvestigasi lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor yang menyebabkan lonjakan produksi yang luar biasa ini. Penurunan produksi terendah terjadi pada tahun 2019 yang perlu dievaluasi.
Fluktuasi produksi susu segar di Sulawesi Tenggara mencerminkan dinamika sektor peternakan yang kompleks. Faktor-faktor seperti kondisi iklim, ketersediaan pakan, kesehatan ternak, dan kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi produksi susu segar. Perlu adanya analisis yang lebih mendalam untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu segar di Sulawesi Tenggara dan untuk mengembangkan strategi yang efektif untuk meningkatkan produksi secara berkelanjutan.
Kalimantan Timur
Kalimantan Timur menempati posisi pertama di Pulau Kalimantan dengan nilai produksi susu segar mencapai 76152.59 Ton. Dibandingkan tahun sebelumnya, produksi meningkat 76.2%. Pertumbuhan fantastis ini menempatkan Kalimantan Timur pada peringkat 10 secara nasional. Pertumbuhan rata-rata selama beberapa tahun terakhir menunjukkan tren positif, menjadikan Kalimantan Timur sebagai salah satu produsen susu segar utama di Indonesia. Dengan pertumbuhan sekitar 99837.78%, provinsi ini menunjukkan kinerja luar biasa dalam sektor peternakan sapi perah.
(Baca: Harga Cabai Rawit Hijau di Kalimantan Timur Termahal Nasional (Senin, 17 November 2025))
Banten
Provinsi Banten, berada di peringkat ke-6 di Pulau Jawa, mencatatkan produksi susu segar sebesar 73414.59 Ton. Capaian ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 72.8% dibandingkan tahun sebelumnya. Walaupun menduduki peringkat ke-11 secara nasional, Banten menunjukkan potensi besar dalam pengembangan sektor peternakan sapi perah. Pertumbuhannya sekitar 100744.22% yang cukup besar, menjadikan Banten sebagai kontributor penting dalam produksi susu segar nasional.
Kalimantan Selatan
Kalimantan Selatan mencatat produksi susu segar sebesar 55581.08 Ton, menempatkannya di posisi kedua di Pulau Kalimantan. Dibandingkan tahun sebelumnya, terjadi peningkatan yang signifikan, mencapai 105%. Dengan peringkat ke-12 secara nasional, Kalimantan Selatan menunjukkan perkembangan yang menjanjikan dalam sektor peternakan sapi perah. Pertumbuhan produksi susu segar mencapai 52834.36%, yang menunjukkan komitmen provinsi ini dalam meningkatkan produksi peternakan.
Riau
Riau mencatatkan produksi susu segar sebesar 41048.21 Ton, menempatkannya di posisi keempat di Pulau Sumatera. Dibandingkan tahun sebelumnya, produksi meningkat 29.2%. Dengan peringkat ke-14 secara nasional, Riau menunjukkan potensi untuk mengembangkan sektor peternakan sapi perah. Pertumbuhan produksinya sekitar 140476.06%.
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Timur (NTT) menempati posisi pertama di wilayah Nusa Tenggara dan Bali dengan produksi susu segar sebesar 40617.2 Ton. Terdapat pertumbuhan sebesar 41.8% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan peringkat ke-15 secara nasional dan pertumbuhan 97070.33%, NTT menunjukkan potensi sebagai salah satu produsen susu segar yang signifikan di wilayah tersebut. Peningkatan ini mencerminkan upaya serius dalam mengembangkan sektor peternakan.
Aceh
Aceh menghasilkan 10032 Ton susu segar, menempati posisi kelima di Pulau Sumatera. Peningkatan produksi 1.8% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan pertumbuhan 557233.33% dan peringkat ke-16 secara nasional, Aceh berpotensi menjadi wilayah yang prospektif untuk investasi dan pengembangan peternakan sapi perah. Walaupun masih berada di peringkat bawah secara nasional, pertumbuhan ini menunjukkan potensi besar untuk peningkatan di masa depan.