Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat PDRB ADHB sektor ketenagalistrikan Provinsi Maluku pada tahun 2024 mencapai Rp 59,83 miliar. Angka ini menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 6,82% dibandingkan tahun 2023. Nilai PDRB ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata 3 tahun terakhir (2021-2023) yang sebesar Rp 51,54 miliar, serta lebih tinggi dari rata-rata 5 tahun terakhir (2019-2023) yang sebesar Rp 47,72 miliar. Ini mengindikasikan pertumbuhan sektor ketenagalistrikan di Maluku semakin membaik.
Pertumbuhan tertinggi dalam 5 tahun terakhir terjadi pada tahun 2023, yaitu sebesar 10,67%. Sementara itu, pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2019, yaitu sebesar 2,5%. Kenaikan pada tahun 2023 menjadi anomali jika dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya yang cenderung stabil di angka 6-7%. Namun, pada tahun 2024 pertumbuhannya kembali stabil di angka 6,82%.
(Baca: PDRB ADHK Sektor Jasa Lainnya Periode 2013-2024)
Di tingkat pulau Maluku, PDRB ketenagalistrikan Maluku menempati peringkat ke-2 pada tahun 2024. Sementara secara nasional, Maluku berada di peringkat ke-30. Peringkat ini menunjukkan adanya penurunan dibandingkan tahun 2023, di mana Maluku berada di peringkat ke-29 secara nasional. Secara nilai, Maluku masih berada di bawah Maluku Utara yang menempati peringkat pertama di pulau Maluku.
Kenaikan tertinggi PDRB ketenagalistrikan Maluku terjadi pada tahun 2014 dengan pertumbuhan mencapai 40%. Sementara, kenaikan terendah terjadi pada tahun 2011 dengan pertumbuhan negatif turun 6.67%. Fluktuasi ini menunjukkan bahwa sektor ketenagalistrikan di Maluku cukup sensitif terhadap berbagai faktor, seperti investasi infrastruktur dan kebijakan energi.
Secara umum, PDRB ketenagalistrikan Maluku menunjukkan tren positif dalam 15 tahun terakhir. Meskipun terdapat fluktuasi, pertumbuhan sektor ini tetap terjaga. Ini mengindikasikan bahwa sektor ketenagalistrikan memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian Maluku.
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah menempati peringkat ke-3 di Pulau Sulawesi dengan nilai PDRB ketenagalistrikan sebesar Rp 71,19 miliar. Pertumbuhan sebesar 8,11% menjadikan provinsi ini berada di urutan ke-27 secara nasional. Nilai ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, dengan rata-rata pertumbuhan dalam beberapa tahun terakhir yang stabil. Hal ini menandakan potensi besar sektor ketenagalistrikan di Sulawesi Tengah.
(Baca: PDRB ADHB di Kabupaten Lanny Jaya Menurut Sektor pada 2024)
Sulawesi Tenggara
Dengan nilai PDRB ketenagalistrikan mencapai Rp 70,43 miliar, Sulawesi Tenggara menduduki peringkat ke-4 di Pulau Sulawesi. Pertumbuhan sebesar 3,09% menempatkan provinsi ini pada urutan ke-28 secara nasional. Meskipun pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan Sulawesi Tengah, nilai PDRB Sulawesi Tenggara tetap menunjukkan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian regional.
Maluku Utara
Maluku Utara menduduki peringkat pertama di Pulau Maluku dengan nilai PDRB ketenagalistrikan sebesar Rp 66,18 miliar. Pertumbuhan yang sangat tinggi yaitu 30,79% menempatkan provinsi ini di urutan ke-29 secara nasional. Peningkatan ini menunjukkan bahwa Maluku Utara memiliki potensi besar dalam sektor ketenagalistrikan dan mampu bersaing dengan provinsi lain di Indonesia.
Papua
Papua memimpin di Pulau Papua dengan nilai PDRB ketenagalistrikan mencapai Rp 56,84 miliar. Pertumbuhan yang signifikan yaitu 14,41% menempatkan provinsi ini pada urutan ke-31 secara nasional. Dengan nilai PDRB tersebut, sektor ketenagalistrikan memberikan dorongan signifikan bagi perekonomian Papua.
Papua Tengah
Dengan nilai PDRB ketenagalistrikan sebesar Rp 31,07 miliar, Papua Tengah berada di peringkat ke-2 di Pulau Papua. Pertumbuhan sebesar 7,21% menempatkan provinsi ini pada urutan ke-32 secara nasional. Meskipun memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan Papua, sektor ketenagalistrikan di Papua Tengah tetap memberikan kontribusi yang positif.
Papua Barat Daya
Papua Barat Daya mencatatkan nilai PDRB ketenagalistrikan sebesar Rp 30,49 miliar dan menempati peringkat ke-3 di Pulau Papua. Pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu 10,51% menempatkan provinsi ini pada urutan ke-33 secara nasional. Meski berada di urutan terakhir di Pulau Papua, namun sektor ini menunjukkan potensi untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi yang lebih besar di masa depan.