Kementerian Pertanian mencatat produksi kentang di Provinsi Papua Barat pada tahun 2024 sebesar 73,24 ton. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 173% dibandingkan tahun sebelumnya. Data historis menunjukkan fluktuasi produksi kentang di Papua Barat. Nilai tertinggi tercatat pada tahun 2016 dengan 13.075 ton, sementara nilai terendah terjadi pada tahun 2015 hanya 1 ton. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2016 dengan 1307400%, sebuah anomali yang perlu diinvestigasi lebih lanjut.
Secara umum, produksi kentang di Papua Barat cenderung fluktuatif. Dalam lima tahun terakhir (2020-2024), produksi kentang rata-rata sebesar 69,25 ton, lebih rendah dibandingkan rata-rata lima tahun sebelumnya (2015-2019) yang mencapai 2.720,2 ton. Hal ini mengindikasikan penurunan produksi kentang dalam jangka menengah. Pada tahun 2024, Papua Barat menempati peringkat pertama di Pulau Papua dalam produksi kentang.
(Baca: Tingkat Pengangguran Terbuka Periode 2016-2023)
Jika dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun terakhir (2021-2023) yang hanya 57,67 ton, produksi kentang tahun 2024 mengalami peningkatan. Peningkatan ini menunjukkan adanya perbaikan dalam produksi kentang di Papua Barat setelah beberapa tahun mengalami penurunan. Namun, perlu dicatat bahwa angka produksi kentang tahun 2024 masih jauh di bawah angka produksi kentang pada periode sebelum tahun 2020.
Secara keseluruhan, data produksi kentang di Papua Barat menunjukkan pola yang tidak stabil. Terjadi lonjakan produksi yang signifikan pada tahun 2016, namun setelah itu produksi cenderung menurun. Peningkatan produksi pada tahun 2024 menjadi sinyal positif, namun perlu upaya berkelanjutan untuk meningkatkan dan menstabilkan produksi kentang di Papua Barat. Secara nasional, Papua Barat menempati peringkat ke-17 dalam produksi kentang tahun 2024.
Kenaikan produksi kentang tertinggi di Papua Barat terjadi pada tahun 2016 yang mencapai 1307400%, sementara penurunan terendah terjadi pada tahun 2015 yang turun 95.65%. Anomali yang terjadi pada tahun 2016 perlu dianalisis lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhinya. Data ini memberikan gambaran tentang dinamika produksi kentang di Papua Barat yang perlu diperhatikan oleh para pemangku kepentingan.
Bali
Provinsi Bali menempati peringkat ke-14 secara nasional dengan produksi kentang sebesar 138,05 ton. Meskipun mengalami penurunan sebesar 42,48%, Bali masih menjadi produsen kentang yang signifikan di wilayah Nusa Tenggara dan Bali, menduduki peringkat kedua di pulau tersebut. Penurunan ini dapat menjadi perhatian untuk dievaluasi lebih lanjut faktor-faktor yang memengaruhinya. Selisih nilai dibandingkan tahun sebelumnya mengalami penurunan turun 101.95.
(Baca: Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp. 16.718,6 per Dolar AS (Rabu, 05 November 2025))
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Timur (NTT) berada di peringkat ke-15 secara nasional dengan total produksi 102,03 ton. Terjadi penurunan yang cukup signifikan dalam produksi kentang di NTT dengan persentase turun 77,43%. Penurunan ini menempatkan NTT di posisi ketiga dalam produksi kentang di wilayah Nusa Tenggara dan Bali. Besar selisih nilai dengan tahun sebelumnya menunjukkan penurunan yang cukup besar yaitu -349.97.
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat menempati urutan ke-16 secara nasional, dengan total produksi kentang mencapai 80,2 ton. Pertumbuhan produksi kentang di Sulawesi Barat mengalami peningkatan yang signifikan dengan persentase mencapai 167,33%. Peningkatan ini menempatkan Sulawesi Barat pada peringkat ke-4 di pulau Sulawesi. Selisih nilai dibandingkan tahun sebelumnya meningkat sebesar 50,2.
Lampung
Provinsi Lampung berada di peringkat ke-18 secara nasional dengan produksi kentang sebesar 52,5 ton. Lampung menempati peringkat ke-7 di pulau Sumatera. Produksi kentang di Lampung mengalami penurunan turun 71,31%. Besar selisih nilai dengan tahun sebelumnya menunjukkan penurunan turun 130.5.
Maluku
Maluku menempati urutan ke-19 secara nasional dengan produksi kentang sebesar 22,2 ton. Maluku menempati urutan pertama di pulau Maluku. Terjadi penurunan yang moderat dalam produksi kentang di Maluku turun 14,62%. Penurunan ini dapat menjadi perhatian untuk dievaluasi lebih lanjut faktor-faktor yang mempengaruhinya. Selisih nilai dibandingkan tahun sebelumnya mengalami penurunan turun 3.8.
DI Yogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menempati peringkat ke-20 secara nasional dengan produksi kentang yang sangat rendah, hanya 1 ton. DIY berada di urutan ke-4 di pulau Jawa. Produksi kentang di DIY mengalami penurunan yang drastis turun 96,55%. Hal ini menunjukkan penurunan yang sangat besar dan perlu perhatian khusus. Selisih nilai dibandingkan tahun sebelumnya menunjukkan penurunan yang signifikan yaitu -28.