Kementerian Kehutanan (Kemenhut) mencatat luas area kebakaran hutan di Jawa Timur pada tahun 2025 mencapai 0 Ha. Data historis menunjukkan fluktuasi yang signifikan. Tahun 2024, luas area kebakaran mencapai 20957.17 Ha, mengalami penurunan drastis turun 100% di tahun 2025. Ranking Jawa Timur menurut pulau adalah 3 dan se Indonesia 31.
Jika dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun sebelumnya (2022-2024), yaitu (15458 + 2380 + 49498.32) per 3 = 22445.44 Ha, kondisi 2025 menunjukkan penurunan yang sangat signifikan. Dalam lima tahun terakhir (2021-2025), luas area kebakaran hutan fluktuatif. Tahun 2021 sebesar 15458 Ha, tahun 2022 turun menjadi 2380 Ha, lalu melonjak tajam di tahun 2023 menjadi 49498.32 Ha, kemudian menurun di tahun 2024 menjadi 20957.17 Ha. Anomali terlihat pada tahun 2023 dengan kenaikan yang sangat tinggi, diikuti penurunan ekstrem di 2025.
(Baca: Garis Kemiskinan Non Makanan Perdesaan Periode 2015-2025)
Kenaikan tertinggi luas area kebakaran hutan di Jawa Timur terjadi pada tahun 2023 sebesar 47118.32 Ha dibandingkan tahun sebelumnya, sedangkan penurunan terendah terjadi pada tahun 2025 dengan penurunan -20957.17 Ha. Data menunjukkan tidak ada area kebakaran hutan di tahun 2025.
Dibandingkan provinsi lain di Pulau Jawa pada tahun 2025, Jawa Timur berada di peringkat 3. Peringkat ini sama dengan tahun sebelumnya. Sementara ranking se Indonesia adalah 31. Nilai luas area kebakaran hutan di Jawa Timur jauh lebih rendah dibandingkan beberapa provinsi lain di Indonesia.
Nilai 0 Ha pada tahun 2025 merupakan nilai terendah dalam data historis yang tersedia (2013-2025). Penurunan ini signifikan, menunjukkan efektivitas upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan di Jawa Timur pada tahun tersebut.
Jawa Tengah
Jawa Tengah menduduki peringkat ke-3 di Pulau Jawa dan ke-31 di Indonesia dengan nilai kebakaran hutan 0 Ha pada tahun 2025, sama seperti tahun sebelumnya. Nilai ini menunjukkan penurunan 100% dibandingkan tahun sebelumnya, yang mencerminkan keberhasilan upaya pencegahan kebakaran di wilayah ini. Rata-rata nilai kebakaran hutan di Jawa Tengah dalam beberapa tahun terakhir juga mengalami penurunan yang konsisten.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Perawatan Kulit Kab. Mojokerto | 2024)
Kalimantan Selatan
Kalimantan Selatan juga mencatatkan nilai kebakaran hutan 0 Ha, menempatkannya pada peringkat ke-5 di Pulau Kalimantan dan peringkat ke-31 secara nasional. Penurunan 100% ini signifikan, menunjukkan efektivitas upaya pengendalian kebakaran di Kalimantan Selatan. Meskipun demikian, penting untuk terus memantau dan meningkatkan upaya pencegahan mengingat riwayat kebakaran hutan yang pernah terjadi di wilayah ini.
Bali
Provinsi Bali, dengan nilai kebakaran hutan 0 Ha, menduduki peringkat ke-3 di Nusa Tenggara dan Bali serta peringkat ke-31 di Indonesia. Penurunan total ini menunjukkan keberhasilan signifikan dalam pencegahan kebakaran hutan. Bali perlu terus mempertahankan upaya ini dan meningkatkan kesiapsiagaan untuk mencegah kebakaran di masa depan.
Banten
Banten, berada di peringkat ke-3 di Pulau Jawa dan peringkat ke-31 secara nasional, memiliki nilai kebakaran hutan 0 Ha. Penurunan 100% ini menandakan keberhasilan dalam mengendalikan potensi kebakaran. Banten perlu terus menjaga dan meningkatkan strategi pencegahan kebakaran hutan untuk mempertahankan kondisi ini.
Gorontalo
Gorontalo mencapai peringkat ke-5 di Pulau Sulawesi dan peringkat ke-31 di Indonesia dengan nilai kebakaran hutan 0 Ha. Penurunan total ini menunjukkan efektivitas upaya pencegahan kebakaran hutan di Gorontalo. Penting bagi Gorontalo untuk terus memperkuat sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan agar tetap aman dari ancaman kebakaran.