Laporan keuangan BRI menunjukkan, laba bersih perusahaan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp43,99 triliun pada kuartal III 2023. Angka ini naik 12,35% dari sebelumnya yang sebesar Rp39,15 triliun pada kuartal III 2022.
Jika ditotal dengan laba yang diatribusikan kepada non-pengendali sebesar Rp220,96 miliar, total laba bersih berjalan BRI mencapai Rp44,21 triliun pada kuartal III 2023. Total laba bersih ini juga naik dari sebelumnya yang sebesar Rp39,31 triliun pada kuartal III 2022.
Perolehan laba kuartal III 2023 kontan menaikkan laba per saham menjadi Rp292 per lembar saham dibanding sebelumnya sebesar Rp259 per lembar saham pada kuartal III 2022.
Adapun pendapatan bunga dan syariah bersih sebesar Rp101,19 triliun. Naik dari sebelumnya yang sebesar Rp96,50 triliun. Melansir Katadata, secara bank only, pendapatan bunga bersih BRI mencapai Rp81,79 triliun dibanding September 2022 senilai Rp79,39 triliun.
BRI juga mencatat aset sebesar Rp1.851 triliun per kuartal III 2023, naik 9,93% dari periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) yang sebesar Rp1.726 triliun.
Emiten BUMN berkode BBRI itu membukukan penyaluran kredit senilai Rp1.250,72 triliun pada kuartal III 2023, naik 12,53% (yoy). Secara komposisi, sebanyak 83,06% dari total kreditnya atau Rp1.038,90 triliun disalurkan kepada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Dari sisi rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) BRI secara gross mengalami kenaikan tipis menjadi 3,23% dibanding sebelumnya 3,14% (yoy). Sementara NPL net tercatat turun menjadi 0,73% dibanding tahun sebelumnya 0,87% dengan rasio NPL Coverage 228,65%.
Sayangnya marjin bunga bersih BRI sedikit mengalami penurunan menjadi 6,97% dibanding sebelumnya 7,23% (yoy). Sedangkan, rasio permodalan alias Capital Adequacy Ratio (CAR) BRI terjaga di level 27,48% dengan rasio pinjaman terhadap simpanan atau Loan to Deposit Ratio (LDR) BRI berada di level 88,34% tak jauh berbeda dengan periode kuartal III 2022 yang sebesar 88,94%.
(Baca juga: BRI Cetak Laba Rp15 Triliun pada Kuartal I 2023)