Pinjol, Layanan Keuangan Digital dengan Pendapatan Terbesar di Asia Tenggara 2023

Keuangan

Premium

Cindy Mutia Annur 06/11/2023 19:43 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Berdasarkan laporan Google, Temasek, dan Bain & Company, fintech lending alias pinjaman online (pinjol) adalah sektor layanan keuangan digital dengan pendapatan terbesar di Asia Tenggara pada 2023.

Pendapatan Layanan Keuangan Digital di Asia Tenggara Berdasarkan Sektor (2023)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Anda mengakses konten Single Data Premium.
Untuk meneruskan, silakan berlangganan, atau beli secara satuan.

Professional

Nikmati akses premium dengan harga yang lebih terjangkau.

Mulai dari

~~Rp300.000~~ 150.000/bulan

Akses lebih banyak konten premium dan fitur eksklusif khusus pelanggan.

Mulai dari

50.000/bulan

Hanya Rp833 per artikel

Lebih detail »

Beli Satuan

Langsung baca artikel “Pinjol, Layanan Keuangan Digital dengan Pendapatan Terbesar di Asia Tenggara 2023”.

Rp10.000

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Pendapatan Layanan Keuangan Digital di Asia Tenggara Berdasarkan Sektor (2023)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Berdasarkan laporan Google, Temasek, dan Bain & Company yang bertajuk e-Conomy SEA 2023, pendapatan layanan keuangan digital di Asia Tenggara diperkirakan mencapai sekitar US$30 miliar tahun ini.

Sektor fintech lending alias pinjaman online (pinjol) menjadi sektor dengan pendapatan terbesar, yakni US$19 miliar atau 63,3% dari total pendapatan layanan keuangan digital di Asia Tenggara.

"(Sektor) pinjaman merupakan kontributor terbesar terhadap pendapatan layanan keuangan digital, dan pendapatan kotor (terutama dari pendapatan bunga dan biaya) telah meningkat tajam karena tingginya suku bunga pinjaman," kata Google, Temasek, dan Bain & Company dalam laporannya.

Selanjutnya, fintech payments atau layanan pembayaran digital menempati posisi kedua dengan pendapatan US$7 miliar pada 2023. Capaian itu setara 23,33% dari total pendapatan layanan keuangan digital Asia Tenggara.

Menurut Google, Temasek, dan Bain & Company, konsumen Asia Tenggara mengadopsi layanan keuangan digital dengan pesat. "Uang tunai tidak lagi menjadi raja, karena pembayaran digital kini menyumbang lebih dari 50% transaksi di kawasan ini," kata mereka.

Kemudian, pendapatan dari layanan asuransi digital alias insurtech diproyeksikan mencapai US$2 miliar pada 2023.

"Penetrasi pasar asuransi masih relatif rendah, namun saluran distribusi digital mendapatkan momentum dan pertumbuhan dapat diharapkan, terutama di bidang asuransi non-jiwa," kata Google, Temasek, dan Bain & Company.

Sementara, sektor layanan manajemen kekayaan dan investasi digital alias wealthtech mencatatkan pendapatan paling rendah, yaitu US$1 miliar atau 2,9% dari total pendapatan layanan keuangan digital Asia Tenggara tahun ini.

(Baca: Bukan Pinjol, Ini Kredit yang Banyak Diambil Masyarakat Indonesia)

Editor : Adi Ahdiat