Bank Indonesia (BI) melaporkan, mayoritas atau 32,9% rumah tangga di Indonesia masih menggunakan Bank Umum sebagai sumber utama pembiayaan mereka pada Agustus 2021. Meskipun demikian, jumlah itu menurun dari bulan sebelumnya yang sebanyak 37,6%.
Kemudian, 17,3% rumah tangga menggunakan koperasi sebagai sumber pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan. Jumlah itu pun turun dari bulan sebelumnya yang sebanyak 19,9%. Selain itu, ada 17,3% rumah tangga yang menggunakan leasing sebagai tambahan pembiayaan. Bulan sebelumnya, penggunaan leasing untuk mencukupi rumah tangga lebih besar, mencapai 19,9%. Ada pula sebanyak 12,2% rumah tangga menggunakan sumber pembiayaan dari teman. Jumlahnya turun dari bulan sebelumnya yang sebanyak 16,3%
Sumber pembiayaan lain untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan rumah tangga, yakni berasal dari Fintech (Financial technology) dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) masing-masing sebesar 6,5% dan 6,1%. Jumlah itu naik dari bulan sebelumnya yang sebanyak 4,4% dari fintech dan 1,6% dari BPR.
BI juga mencatat berdasarkan jenis pembiayaan yang diajukan, Kredit multi Guna (KMG) merupakan jenis produk yang paling banyak diajukan oleh rumah tangga pada Agustus 2021 dengan pangsa sebesar 35,5% dari total pengajuan pembiayaan baru. Jumlah ini menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 45,7%.
Diikuti oleh Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) sebesar 21,4%, meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 19,7%. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tercatat sebesar 14% rumah tangga yang mengajukan kredit tersebut, meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 8,3%.
Sementara kredit peralatan rumah tangga dan pengajuan kartu kredit masing-masing sebesar 12,1% dan 5,7% pada Agustus 2021. Kredit peralatan rumah tangga meningkat dari bulan sebelumya yang sebesar 6,1%, sedangkan pengajuan kartu kredit turun dari bulan sebelumnya yang sebesar 11,6%
(baca : Tak Mau Berutang, Korporasi Pilih Pembiayaan dari Dana Sendiri)