Pangsa Pasar Industri Keuangan Syariah RI Meningkat sampai 2023

Pangsa pasar keuangan syariah Indonesia terus membesar, meski masih jauh di bawah industri keuangan konvensional.

Hal ini terlihat dari Laporan Perkembangan Keuangan Syariah Indonesia (LPKSI) yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) setiap tahun.

(Baca: Pertumbuhan Aset Industri Keuangan Syariah Indonesia sampai 2023)

Menurut laporan tersebut, dari nilai total aset industri keuangan nasional, pada tahun 2017 keuangan syariah baru meraih pangsa pasar 8,24%, sedangkan keuangan konvensional 91,76%.

Setelah itu pangsa pasar keuangan syariah terus naik meski perlahan, hingga mencapai 10,95% pada 2023 seperti terlihat pada grafik.

"Pada akhir Desember 2023, total aset keuangan syariah di Indonesia, tidak termasuk saham syariah, telah mencapai Rp2.582,25 triliun. Angka tersebut meningkat sebesar 9,04% (yoy)," kata OJK dalam LPKSI 2023.

"Capaian ini mencerminkan industri keuangan syariah semakin besar untuk dapat berkontribusi dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional," lanjutnya.

Adapun industri keuangan syariah yang tercatat dalam LPKSI OJK merupakan akumulasi dari 3 subsektor, yaitu:

1. Perbankan syariah;
2. Industri keuangan non-bank (IKNB) syariah (terdiri atas asuransi, perusahaan pembiayaan, dana pensiun, lembaga keuangan mikro syariah, dan lembaga jasa keuangan syariah khusus); dan
3. Pasar modal syariah (terdiri atas sukuk negara, sukuk korporasi, dan reksa dana syariah, tidak termasuk saham syariah).

(Baca: Aset Keuangan Syariah RI Terbesar ke-6 Global pada 2023)