PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) mencatatkan laba bersih sebesar Rp20,90 triliun sepanjang 2023.
Rekor laba itu naik 14,18% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) sebesar Rp18,31 triliun pada 2022.
Pendapatan bunga bank pelat merah ini mencapai Rp61,47 triliun pada 2023, tumbuh sekitar 12,46% (yoy) sebesar Rp54,65 triliun pada 2022.
(Baca juga: Laba Bersih BNI Sentuh Rp15,75 Triliun, Didorong Naiknya Kredit per Kuartal III 2023)
Namun, pendapatan bunga bersihnya (net interest income/NII) sebesar Rp41,27 triliun, turun tipis 0,10% (yoy) sebesar Rp41,32 triliun pada 2022.
Komponen pendorong pendapatan tersebut terbesar berasal dari provisi dan komisi lainnya, yakni Rp10,12 triliun pada 2023. Ada juga hasil pendapatan premi dan hasil investasi sebesar Rp6,85 triliun pada tahun yang sama.
(Baca juga: Adu Laba 5 Bank Besar di Indonesia Kuartal III-2023, Siapa Teratas?)
Melansir Katadata, dari segi operasional, kredit yang disalurkan emiten berkode BBNI ini tumbuh 7,6% (yoy) pada 2023. Capaian ini sejalan dengan panduan manajemen di kisaran 7-9%. Adapun dana pihak ketiga (DPK) meningkat 5,4% (yoy) menjadi Rp811 triliun.
Maka rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) naik ke level 85,8% jika dibandingkan pada 2022 sebesar 84,2%. Pertumbuhan DPK didorong oleh peningkatan current account saving account atau CASA sebesar 3,6% (yoy), serta deposito meningkat 10,1% (yoy).
Sayangnya posisi posisi likuiditas atau LDR BNI yang tergolong telah tinggi yakni 85,8% membuat potensi pertumbuhan kredit pada 2024 akan menjadi lebih terbatas. Manajemen BBNI sendiri menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 9-11% pada 2024.
(Baca selengkapnya: BNI Catat Laba Rp 20,9 Triliun, Tumbuh 14,2% di 2023)