Laporan Statista Consumer Insights memprediksi, bakal ada penurunan jumlah perokok di sebagian besar negara di dunia dalam sekitar satu dekade mendatang. Meski demikian, menurut Statista, tren jumlah perokok di Indonesia justru meningkat pada periode yang sama.
Statista mencatat, ada 112 juta perokok di Indonesia pada 2021. Jumlahnya diproyeksikan akan bertambah menjadi 123 juta perokok pada 2030.
“Dunia diperkirakan akan melihat pergeseran lambat dari merokok selama beberapa tahun mendatang. Kecuali di Indonesia, yang diproyeksikan akan ada tambahan jutaan orang merokok pada 2030,” kata Statista dikutip dari lamannya, Rabu (31/5/2023).
Berbeda dengan sebagian besar negara lainnya, di mana menurut Statista diperkirakan akan mengalami penurunan antara dua hingga empat juta perokok antara 2021 dan 2030.
Tiongkok merupakan negara dengan jumlah perokok terbanyak menurut laporan Statista. Namun, jumlahnya diproyeksikan bakal turun dari 293 juta orang pada 2021 menjadi 290 juta orang pada 2023.
Sama halnya dengan India, jumlah perokoknya juga diprediksi turun dari 147 juta orang menjadi 145 juta orang pada periode yang sama. Di bawah Indonesia, ada Amerika Serikat, dengan jumlah perokoknya diproyeksikan turun dari 67 juta orang menjadi 63 juta orang pada akhir 2030.
Sejumlah negara lain seperti Rusia, Jepang, Jerman, dan Inggris juga diprediksi mengalami penurunan jumlah perokok dalam satu dekade ke depan. Sementara, Prancis diperkirakan memiliki jumlah perokok yang relatif stabil pada 2021 dan 2023 seperti grafik di atas.
“Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, lebih dari 80% dari 1,3 miliar pengguna tembakau dunia tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Penggunaan tembakau membunuh lebih dari 8 juta orang per tahun, termasuk 1,2 juta kematian akibat paparan asap rokok,” ujar Statista.
(Baca: Ini Wilayah dengan Porsi Penduduk Merokok Terbanyak di Indonesia)