Berdasarkan laporan International Data Corporation (IDC), volume pengiriman smartphone global mencapai 265,3 juta unit pada kuartal II 2023.
Jumlah tersebut turun 7,8% (year-on-year/yoy) dibanding kuartal II tahun lalu yang pengirimannya mencapai 287,6 juta unit.
Pada kuartal II 2023, merek smartphone asal Tiongkok, Xiaomi, mengalami penurunan paling tajam, yakni minus 16% (yoy) dari 39,5 juta unit menjadi 33,2 juta unit.
Kemudian pengiriman Samsung berkurang 15,2% (yoy) dari 63,1 juta unit menjadi 53,5 juta unit. Meski begitu, merek asal Korea Selatan ini tetap mencetak pengiriman smatphone paling banyak secara global dibanding merek-merek pesaingnya.
Adapun rival utamanya, yaitu Apple, mengalami penurunan pengiriman smartphone 6,3% (yoy), dari 45,4 juta unit menjadi 42,5 juta unit pada kuartal II 2023.
Dalam periode sama, Transsion justru mencatatkan pertumbuhan yang positif. Perusahaan smartphone asal Tiongkok ini, yang menaungi merek-merek baru seperti Infinix, Tecno, dan iTel, berhasil masuk ke lima besar dunia dalam volume pengiriman.
Transsion tercatat telah mengirimkan 25,3 juta unit smartphone pada kuartal II 2023, meningkat 34,1% (yoy) dibanding kuartal II tahun lalu yang hanya 18,8 juta unit.
Direktur riset Worldwide Tracker IDC Nabila Popal memprediksi, pemulihan pengiriman smartphone secara global akan terjadi pada kuartal III 2023, seiring dengan tingkat persediaan smatphone yang kembali normal.
Ia juga memprediksi, pasar ponsel lipat akan jadi produk smartphone yang menarik bagi konsumen.
"Kami memperkirakan pasar ponsel lipat akan tumbuh hampir 50% pada tahun 2023, sementara keseluruhan pasar tetap turun," ujar Nabila melalui laman IDC, Kamis (27/7/2023).
(Baca juga: IDC: Pasar Smartphone Indonesia Merosot 11,9% Kuartal I 2023, Siapa Pemimpin Pasar?)