Grab mencatatkan nilai transaksi bruto (gross merchant value/GMV) sebesar US$4,8 miliar pada kuartal I 2022. Capaian tersebut naik 32% dibandingkan kuartal I 2021 yang sebesar US$3,64 miliar (year-on-year/yoy).
Dibandingkan dua tahun sebelumnya atau kuartal I 2020, GMV Grab juga tercatat meningkat. Ketika itu, Grab hanya mencatatkan GMV sebesar US$3,46 miliar.
Capaian tersebut didorong oleh penambahan insentif untuk memikat mitra pengemudi, pedagang, dan konsumen. Insentif yang dikucurkan untuk konsumen nilainya naik 85% menjadi US$344 juta pada kuartal I 2022, dan insentif untuk para mitra naik 55% menjadi US$216 juta.
Kinerja tersebut pun berdampak pada pendapatan Grab yang meningkat 6% (yoy) menjadi US$228 juta pada kuartal I 2022 dari yang sebelumnya US$216 juta.
Namun demikian, Grab masih mencatatkan rugi pada Januari-Maret 2022 sebesar US$435 juta. Nilai kerugian itu menyusut 35% (yoy) dari sebelumnya US$666 juta.
Adapun GMV Grab paling dominan berasal dari layanan pengiriman. GMV pada segmen pengiriman tercatat sebesar US$2,56 miliar pada kuartal I 202 atau tumbuh 50% (yoy).
Sementara itu, GMV pada segmen layanan keuangan tercatat US$1,35 miliar atau naik 23% (yoy) dan GMV pada segmen layanan mobilitas tercatat US$834%, tumbuh 3% (yoy). Adapun, GMV pada segmen perusahaan dan inisiatif baru naik 98% (yoy) menjadi US$52 juta pada kuartal I 2022.
"Kami membukukan pertumbuhan top-line yang kuat di segmen pengiriman. Ini ditopang oleh semakin banyaknya pedagang, yang kemudian mendorong pengguna memilih Grab," kata CEO Grab Anthony Tan dalam siaran pers, Kamis (19/5/2022).
(Baca Juga: Ini "Super App" Terbaik di Asia Tenggara Versi Ipsos)