Temuan Inventure Indonesia menunjukkan, mayoritas atau 65% responden generasi Z dan milenial kelas menengah tidak yakin bisa membeli rumah dalam tiga tahun ke depan. Sementara 35% lainnya masih yakin bisa membelinya.
Inventure kemudian menggali ketidakyakinan itu lebih dalam, dengan menyurvei alasan tidak mampu membeli—menyicil atau membayar tunai—rumah pertama dalam tiga tahun ke depan kepada yang tidak yakin.
Alasan terbesar adalah karena harga rumah semakin tinggi, dipilih 80% responden. Berkelindan dengan itu, pendapatan dinilai terlalu kecil, dipilih 45% responden.
Lalu alasan lainnya adalah pekerjaan yang tidak tetap dengan proporsi 34% responden.
"Kondisi ekonomi sedang kurang stabil dan harga properti kian naik. Di sisi lain, tidak ada kenaikan pendapatan yang signifikan," tulis tim riset dalam laporan yang diterima Databoks pada Senin (10/2/2025).
Menariknya, sejumlah responden justru mengutamakan pengalaman konsumsi, seperti nonton konser, traveling, dan beli gadget, sebesar 24%.
Ada juga yang merasa kesulitan mendapat KPR sebesar 22% dan sudah banyak cicilan utang, seperti pinjol atau paylater, sebesar 13%.
Secara umum, survei ini melibatkan 450 responden kelas menengah milenial sebanyak 60% dan gen Z sebanyak 40%. Adapun komposisi gendernya, yakni 53% laki-laki dan 47% perempuan.
Inventure juga mengkategorikan sampel berdasarkan pengeluaran rumah tangga, yakni sebanyak 79% dari middle class-A2 dengan pengeluaran Rp2,1 juta-9,6 juta; 14% aspiring middle class-B dengan pengeluaran Rp900 ribu-2,1 juta; dan 7% dari upper middle class dengan pengeluaran di atas Rp9,6 juta.
Survei dilakukan dengan metode tatap muka yang digelar di lima kota besar, yaitu Jabodetabek, Semarang, Surabaya, Medan, dan Makassar, pada September 2024.
(Baca juga: Warga Kelas Menengah Tunda Sejumlah Rencana Buntut Daya Beli Turun)