Tingginya harga properti belakangan ini menjadi jadi salah satu penyebab sulitnya kaum milenial untuk memiliki rumah tinggal. Meski demikian, hal ini tak serta-merta menghalangi keinginan anak muda untuk segera memiliki hunian sendiri.
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dapat menjadi salah satu alternatif yang dapat membantu mempermudah dalam pembelian properti tempat tinggal dalam waktu dekat.
Hal ini senada dengan temuan survei digital dari Telkomsel, tSurvey.id, yang menunjukkan bahwa mayoritas milenial yang belum memiliki tempat tinggal berencana membeli rumah atau apartemen melalui KPR dalam waktu dekat, yaitu sekitar 1 sampai 2 tahun. Persentasenya lebih banyak ketimbang responden yang berencana membeli rumah secara tunai.
Rinciannya, sebanyak 24% responden memilih KPR untuk membeli rumah dalam kurang dari setahun. Lalu, sebanyak 37% responden memilih KPR untuk membeli rumah dalam 1-2 tahun ke depan.
Sisanya, responden yang memilih KPR untuk membeli rumah dalam 3-5 tahun dan di atas dari 5 tahun lebih sedikit. Persentasenya masing-masing 23% dan 16%.
Hal ini berbeda dengan responden yang memilih membeli rumah secara tunai dalam waktu dekat. Tercatat, hanya ada 9% responden yang memilih metode tunai untuk membeli rumah dalam kurang dari setahun. Kemudian, sebanyak 31% responden memilih metode tunai untuk membeli rumah dalam 1-2 tahun.
Di sisi lain, responden yang memilih metode tunai untuk membeli rumah dalam 3-5 tahun dan di atas dari 5 tahun lebih banyak, masing-masing 27% dan 33%.
“KPR berpotensi memberikan kemudahan bagi milenial untuk membeli properti tempat tinggal dalam waktu dekat atau dalam dua tahun,” demikian dikutip dari hasil survei tSurvey.id, Selasa (14/3/2023).
Survei ini dilakukan pada 10-12 Februari 2022 terhadap 390 responden melalui fitur audience profiler dari tSurvey.id. Proporsi responden laki-laki mencapai 64% dan perempuan 36%.
Responden umumnya tersebar di wilayah Jawa dan Bali dengan rentang usia antara 26-40 tahun. Mayoritasnya termasuk dalam kelompok socio-economic status (SES) kelas menengah ke atas (94%), serta memiliki ketertarikan pada e-wallet, fintech, aplikasi keuangan, dan layanan online banking.
(Baca: Penyaluran Kredit Rumah dan Apartemen Meningkat pada Akhir 2022)