Center of Economic and Law Studies (Celios) mengevaluasi kinerja 100 hari pertama Kabinet Merah Putih, dengan menyurvei 95 jurnalis yang memiliki wawasan mendalam tentang kinerja pemerintah.
Para jurnalis ini diminta menilai kinerja menteri di Kabinet Merah Putih berdasarkan lima indikator, yaitu pencapaian program, kesesuaian rencana kebijakan dan kebutuhan publik, kualitas kepemimpinan dan koordinasi, tata kelola anggaran, serta komunikasi kebijakan.
Adapun jurnalis dipilih sebagai responden karena mereka berpengalaman mengamati kinerja pejabat publik secara rutin.
"Karena profesi mereka [jurnalis] mengharuskan mereka untuk mencari fakta, memverifikasi informasi, dan memberikan laporan yang akurat dan tidak bias, mereka dapat memberikan penilaian yang lebih objektif dan independen," kata Celios dalam laporan bertajuk Rapor 100 Hari Prabowo-Gibran.
Hasilnya, Menteri HAM Natalius Pigai dinilai sebagai menteri dengan kinerja terburuk pada 100 hari pertama Kabinet Merah Putih. Ia mendapatkan nilai -113 poin.
"Skor ini mengindikasikan adanya kritik yang signifikan terhadap kebijakan di bidang HAM, karena beragam kontroversi atau kurangnya terobosan yang dilakukan," tulis Celios dalam laporannya.
Posisi berikutnya ditempati oleh Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi yang mendapatkan skor -61 poin.
Lalu disusul Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dengan skor -41 poin, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni -36 poin, serta Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto -28 poin.
Riset Celios juga menemukan menteri dengan kinerja terbaik dalam 100 hari pertama. Menteri Agama Nasaruddin Umar menempati urutan pertama.
Posisinya diikuti Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid, kemudian Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti. Namun, Celios tidak memerinci perolehan skornya.
(Baca: 100 Hari Pertama Presiden Prabowo, Banyak Jurnalis Beri Nilai Rendah)