Menurut data Kementerian ESDM, pada akhir 2022 Indonesia memiliki cadangan batu bara terverifikasi sebesar 33,37 miliar ton.
Sekitar 41% dari total cadangan tersebut berada di Kalimantan Timur, sedangkan 59% sisanya tersebar di 14 provinsi lain.
Berikut daftar lengkap provinsi yang memiliki cadangan batu bara terverifikasi per Desember 2022:
- Kalimantan Timur: 13,5 miliar ton
- Sumatra Selatan: 9,3 miliar ton
- Kalimantan Selatan: 4,6 miliar ton
- Kalimantan Tengah: 2,4 miliar ton
- Jambi: 1,5 miliar ton
- Kalimantan Utara: 903,9 juta ton
- Aceh: 428,7 juta ton
- Riau: 382,8 juta ton
- Lampung: 109,8 juta ton
- Bengkulu: 102,6 juta ton
- Papua Barat: 10,6 juta ton
- Sumatra Barat: 8,9 juta ton
- Sulawesi Barat: 1,8 juta ton
- Sulawesi Selatan: 1,3 juta ton
- Kalimantan Barat: 430 ribu ton
Menurut Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030, batu bara masih akan mendominasi bauran energi Indonesia sampai 2030.
Dalam RUPTL tersebut, PLN juga memproyeksikan kapasitas pembangkitan listrik batu bara nasional akan meningkat dari 194.558 GWh pada 2021 menjadi 264.260 GWh pada 2030.
Di sisi lain, pemerintah menargetkan bakal menghentikan operasi beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara secara bertahap sampai 2040 demi mengurangi emisi gas rumah kaca.
"Mekanisme pensiun dini pada PLTU batu bara akan dilaksanakan secara bertahap, baik secara natural maupun pemensiunan lebih cepat (early retirement) dan menggantinya dengan energi baru terbarukan," kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam siaran persnya, Rabu (19/10/2022).
(Baca: Ini Daftar PLTU yang Layak Pensiun Dini pada 2023 menurut IESR)