Data Trademap yang diolah Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menunjukkan sejumlah negara yang menguasai ekspor furnitur dunia.
Terbesar adalah Tiongkok, dengan pangsa pasarnya mencapai 32,86% pada 2021.
Perolehan itu berjarak cukup jauh dengan Vietnam yang bertengger di posisi kedua dengan persentase 8,48%. Disusul Polandia di posisi ketiga sebesar 6,83%.
Posisi keempat serta kelima dihuni Jerman dan Italia, dengan pangsa pasar masing-masing sebesar 6,77% dan 6,10%.
Indonesia sendiri berada di posisi ke-17 dengan pangsa pasar sebesar 1,19%. Perolehan ini masih di bawah kawan negara ASEAN, yakni Malaysia, yang berada di posisi ke-12 dengan pangsa pasar 1,44%.
Kemenperin mengakui memang realisasi ekspor industri furnitur Indonesia belum moncer. Padahal Indonesia bisa menghasilkan bahan baku furnitur yang melimpah.
"Keunggulan komparatif Indonesia sebagai penghasil bahan baku furnitur yang melimpah, belum mampu mendorong daya saing produk furnitur yang unggul di pasar global," tulis Kemenperin dalam laporan Peran Strategis dan Potensi Penguatan Industri Furnitur Terhadap Perekonomian Nasional.
(Baca juga: 10 Negara Eksportir Furnitur Terbesar Dunia, Tiongkok Memimpin)
Kendati begitu, Kemenperin menilai terdapat sejumlah faktor yang berkontribusi mendorong kenaikan ekspor, satu di antaranya adalah perang dagang Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Ini memberi peluang bagi produk furnitur Indonesia mengisi pasar furnitur di AS yang tidak terisi oleh Tiongkok.
Perang dagang AS-Tiongkok juga telah mendorong relokasi sebagian pelaku usaha dari Tiongkok ke Indonesia, sehingga berkontribusi pula dalam peningkatan ekspor. Faktor lainnya yang turut meningkatkan ekspor adalah kondisi di masa pendemi Covid-19 yang memaksa banyak orang tinggal di rumah.
"Kondisi tersebut mendorong permintaan furnitur untuk menciptakan suasana di dalam dan sekitar rumah agar lebih nyaman atau tidak membosankan untuk bekerja dari rumah," kata Kemenperin.
Kemudian makin bertambahnya Free Trade Agreement (FTA) pun membuka peluang ekspor furnitur Indonesia. Kementerian Perdagangan menyelesaikan 25 perundingan perjanjian perdagangan bebas (FTA) di seluruh dunia pada Juni 2022. FTA ini meliputi semua benua, mulai benua Amerika, Australia, Eropa, hingga Asia.
"Dengan bertambahnya FTA, maka tidak hanya terbuka pasar baru, tapi juga terbantu dengan berbagai kemudahan dan keringanan tarif bea masuk ke negara baru tujuan ekspor," tulis Kemenperin.
(Baca juga: Deretan 10 Negara Tujuan Utama Ekspor Furnitur Indonesia 2022)