Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, volume ekspor rokok kretek Indonesia mencapai 94,62 juta kilogram (kg) sepanjang Januari-Oktober 2023.
Volume itu naik 13,62% dari periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy) sebesar 83,28 juta pada Oktober 2022.
Nilai ekspor rokok kretek Indonesia mencapai US$897,28 juta per Oktober 2023. Nominalnya naik 18,83% (yoy) dari Oktober 2022 yang sebesar US$755,08 juta.
Pasar rokok kretek Indonesia terbesar adalah Kamboja. Volumenya tembus 28,22 juta kg Januari-Oktober 2023. Bobot ini naik 19,3% (yoy) dari sebelumnya sebesar 19,34 juta kg.
(Baca juga: 21% Lansia Indonesia Biasa Merokok Setiap Hari)
Dengan begitu kontribusi Kamboja terhadap ekspor rokok kretek Indonesia juga menjadi yang terbesar, yakni US$214,09 juta per Oktober 2023. Nilainya naik 7,79% (yoy) dari sebelumnya US$198,62 juta pada Oktober 2022.
Urutan kedua ditempati Filipina dengan volume 23,08 juta kg. Volume ini juga naik 19,3% (yoy) dari Oktober 2022 yang sebanyak 19,34 juta kg.
Ketiga, Singapura, sebesar 12,5 juta kg. Beratnya naik 22,35% (yoy) dari sebelumnya sebesar 10,21 juta kg.
Keempat dan kelima ditempati oleh Jepang (6,64 juta kg) dan Malaysia (5,79 juta kg).
Dilihat pangsa pasarnya dalam 10 besar ini, mayoritas sasaran ekspor rokok kretek Indonesia adalah negara-negara ASEAN.
(Baca juga: 10 Pembeli Tembakau Indonesia Terbanyak hingga Oktober 2023)