Menurut Badan Pusat Statisik (BPS), Indonesia mengimpor barang dari Israel senilai US$16,97 juta atau sekitar Rp264,68 miliar (asumsi Rp15.597 per US$) pada Januari-Oktober 2023.
Nilai itu lebih rendah 64,51% dibanding impor sepanjang 2022 yang mencapai US$47,82 juta.
Selama Januari-Oktober 2023, komoditas Israel yang paling banyak masuk ke Indonesia adalah mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, dengan nilai US$5,03 juta atau Rp78,45 miliar.
Kemudian impor perkakas dan peralatan dari logam tidak mulia senilai US$3,86 juta atau Rp60,20 miliar; diikuti mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya US$3,04 juta atau Rp47,41 miliar.
Ada pula impor barang berupa instrumen optik, fotografi, sinematografi, dan medis; serta bahan kimia anorganik dengan nilai lebih kecil seperti terlihat pada grafik.
"Share impor nonmigas dari Israel ke Indonesia dari Januari sampai Oktober 2023 adalah sebesar 0,011% (dari total impor nasional)," kata Deputi Bidang Statistik dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers virtual, Rabu (15/11/2023).
"Sehingga dapat disimpulkan bahwa kondisi politik di kedua negara tersebut (Israel-Palestina) tidak signifikan berpengaruh terhadap kinerja perdagangan internasional Indonesia," kata Pudji.
(Baca: Indonesia Paling Banyak Impor Reaktor Nuklir dari Swedia)