Mengutip pangkalan data perdagangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN Comtrade), pada 2021 nilai perdagangan barang antara Indonesia dan Sri Lanka mencapai US$433,22 juta.
Angka tersebut tumbuh 48,06% dari tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) sekaligus menjadi rekor tertinggi sejak 2013.
Pada 2021 nilai ekspor barang Indonesia ke Sri Lanka tumbuh 42,82% (yoy) ke US$379,87 juta. Nilai impor barangnya juga tumbuh 100,34% (yoy) ke US$53,34 juta.
Dengan demikian, Indonesia membukukan surplus sebesar US$326,53 juta dari perdagangan dengan Sri Lanka pada 2021. Surplus ini lebih besar dari US$239,33 juta pada tahun sebelumnya.
Adapun sejak awal 2022 Sri Lanka mengalami krisis perekonomian nasional, yang kemudian merembet pada terjadinya gelombang demonstrasi massa dan krisis politik. Di tengah krisis ini Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa akhirnya mengundurkan diri, kemudian resmi digantikan oleh Presiden Ranil Wickremesinghe mulai 21 Juli 2022.
(Baca: Daftar Negara di Asia Selatan dengan Laju Inflasi Tertinggi di Juni 2022)