Nilai ekspor batik Indonesia terus mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), ekspor batik tercatat senilai US$ 803,3 juta dengan berat 35,2 juta ton pada 2018.
Nilai ekspor batik menurun 3,37% menjadi US$ 776,2 juta pada 2019. Begitu pula volume ekspornya berkurang 7,6% menjadi 32,5 juta ton.
Pada setahun setelahnya, nilai ekspor batik dari Indonesia kembali berkurang 31,3% menjadi US$ 532,7 juta. Volume ekspor batik tercatat turun 28,8% menjadi sebesar 23,1 juta ton.
Adapun, nilai ekspor batik tercatat sebesar US$ 157,84 juta hingga kuartal I-2021. Volume batik yang diekspor mencapai 6,64 juta ton pada periode tersebut.
Kendati menurun, Kemenperin tetap menilai industri batik punya kontribusi signifikan terhadap ekonomi Indonesia. Pasalnya, industri batik membuka lapangan kerja yang besar.
Berdasarkan catatan Kemenperin, industri tersebut telah menyerap 200 ribu tenaga kerja dan 47 ribu unit usaha di 101 sentra wilayah Indonesia. Atas dasar itu, pemerintah memprioritaskan pengembangan industri batik di dalam negeri.
(Baca: Pendapatan Museum Batik Pekalongan Anjlok pada 2020)