Konsumsi rumah tangga masih menjadi menjadi kunci kekuatan ekonomi Indonesia hingga saat ini.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Indonesia menurut besaran produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp4,92 kuadriliun pada kuartal II-2022. Dari nilai tersebut, konsumsi rumah tangga berkontribusi sebesar Rp2,53 triliun (51,47%) dari total PDB nasional.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga nasional pada kuartal II 2022 tumbuh 2,42% dibanding kuartal I 2022 (quarter to quarter/q-to-q). Jika dibandingkan dengan TW II-2021, konsumsi rumah tangga juga tumbuh 5,51% (year on year/yoy).
Bantuan sosial yang dikucurkan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun pihak swasta menjadi penopang konsumsi masyarakat bawah. Konsumsi rumah tangga juga ditopang oleh aktivitas belanja kelompok masyarakat menengah-atas, khususnya pada momen Ramadan dan hari Raya Idul Fitri.
Berikut ini PDB pengeluaran konsumsi rumah tangga (TW II-2022):
- Makanan & Minuman: Rp1.056,20 triliun
- Transportasi & Komunikasi: Rp528,93 triliun
- Perumahan & Perlengkapan: Rp 321,78 triliun
- Restoran & Hotel: Rp249,85 triliun
- Kesehatan & Pendidikan: Rp172,04 triliun
- Lainnya: Rp117,89 triliun
- Pakaian & Alas Kaki: Rp 85,68 triliun
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga untuk Transportasi dan Komuniasi Tumbuh Tertinggi pada TW II-2022:
- Transportasi & Komunikasi: 9,68% (yoy)
- Restoran & Hotel: 6,61% (yoy)
- Konsumsi Rumah Tangga: 5,51% (yoy)
- Pakaian & Alas Kaki: 4,35% (yoy)
- Kesehatan & Pendidikan: 4,27% (yoy)
- Makanan & Minuman: 4,09% (yoy)
- Lainnya: 3,56% (yoy)
- Perumahan: 3,31% (yoy)
(Baca: Berapa Rata-rata Pengeluaran Konsumsi Masyarakat Tiap Bulan?)