Menurut data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah tercatat sebesar Rp15.911 pada Jumat (22/11/2024).
Angka itu memang sempat menguat 0,19% dari sebelumnya, Kamis (21/11/2024) yang sebesar Rp15.942. Nilai pada Kamis lalu itu menjadi yang tertinggi selama sepekan.
Nilai tukar dolar AS terhadap rupiah sebenarnya 'mengkhawatirkan' karena sudah menuju level 16.000 pada pekan ini.
Bandingkan dengan nilai pada dua pekan lalu, tepatnya Senin (11/11/2024), nilai tukar rupiah masih di level 15.677.
Melansir Katadata, sejumlah analis memproyeksikan rupiah masih akan melanjutkan pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat. Hal itu disebabkan naiknya indeks dolar AS karena banyak investor banyak yang memilih aset yang lebih aman.
Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra mengatakan saat ini indeks dolar AS bergerak menguat ke level tertinggi dalam 13 bulan.
“Pagi ini dolar AS sudah di kisaran 107,02, versus pagi kemarin di 106,58,” kata Ariston kepada Katadata, Jumat (22/11/2024).
Dia menjelaskan saat ini ketegangan antara Ukraina dan Rusia semakin panas karena dua negara tersebut saling meluncurkan rudal jarak jauh. Ariston menilai, kondisi eskalasi konflik Ukraina-Rusia meningkatkan kekhawatiran pasar.
“Ini memicu pasar masuk aset aman termasuk dolar AS. Kita lihat harga emas yang juga aset aman juga menaik,” ujar Ariston.
Ariston mengatakan data klaim tunjangan pengangguran AS mingguan menunjukan penurunan dan mendorong penguatan dolar AS. Ia menambahkan, data tenaga kerja yang bagus bisa memicu Bank Sentral AS untuk tidak menurunkan suku bunga acuan lagi.
(Baca Katadata: Investor Cari Aset Aman, Rupiah Berpeluang Tembus Rp 16 Ribu per Dolar AS)