Laporan keuangan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menunjukkan, laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk perusahaan tersebut sebesar Rp790,94 miliar pada 2024.
Laba bersih itu turun 31,98% dibandingkan dengan periode sebelumnya (year-on-year/yoy) yang sebesar Rp1,16 triliun pada kuartal I 2023.
Penurunan laba seiring dengan melemahnya pendapatan perusahaan tambang batu bara BUMN itu. Tercatat, pendapatan kuartal I 2024 sebesar Rp9,4 triliun, turun 5,49% (yoy) dari kuartal I 2023 yang sebesar Rp9,95 triliun.
Total pendapatan batu bara mencapai Rp9,29 triliun pada kuartal I 2024. Rinciannya, pendapatan dari pihak berelasi Rp4,76 triliun dan pihak ketiga Rp4,53 triliun.
Akumulasi pendapatan batu bara itu turun 5,53% (yoy) dari periode sebelumnya Rp9,84 triliun.
Adapun beban pokok pendapatan mencapai Rp7,99 triliun pada kuartal I 2024, naik dari kuartal I 2023 sebesar Rp7,89 triliun.
Beban pokok kuartal I 2024 meliputi jasa penambangan Rp2,08 triliun; jasa angkutan kereta api Rp2,03 triliun; bahan bakar dan pelumas Rp346,18 miliar; penyusutan Rp305,95 miliar; gaji dan imbalan karyawan Rp234,366 miliar; perlengkapan suku cadang Rp155,52 miliar; sewa alat berat dan kendaraan Rp149,06 miliar.
Ada juga jasa pihak ketiga Rp145,82 miliar; PBB Rp67,36 miliar; amortisasi Rp20,56 miliar; listrik Rp11,19 miliar; dan lainnya Rp149,93 miliar.
PTBA juga menyetorkan royalti ke pemerintah sebesar Rp884,8 miliar.
Kini, aset PTBA tercatat sebesar Rp38,41 triliun pada kuartal I 2024, turun 0,89% (yoy) dari periode 2023 yang sebesar Rp38,76 triliun.
Liabilitas atau beban PTBA mencapai Rp15,93 triliun dan ekuitas atau modal sebesar Rp22,48 triliun pada kuartal I 2024.
(Baca juga: Intip Kinerja MIND ID, BUMN yang Angkat Grace Natalie Jadi Komisaris)