Harga minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) menguat sepanjang kuartal I 2024.
Berdasarkan data Investing.com, sampai Maret 2024 rata-rata bulanan harga CPO di bursa komoditas Rotterdam sudah mencapai US$1.105 per ton.
Harga tersebut naik 8,9% dibanding bulan sebelumnya (month-on-month), serta lebih tinggi 7,8% dibanding setahun lalu (year-on-year).
Kendati ada penguatan harga, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menilai industri sawit Indonesia akan menghadapi tantangan sepanjang tahun ini.
"China sebagai salah satu konsumen terbesar minyak sawit masih bergulat dengan pelemahan ekonomi pasca Covid-19, begitu juga dengan Eropa di mana kondisi ekonominya melemah dengan defisit fiskal yang meningkat diiringi inflasi yang masih tinggi," kata Gapki dalam siaran persnya, Selasa (27/2/2024).
"Kini dunia harus menghadapi eskalasi geopolitik di Laut Merah akibat perang Israel dan Palestina, yang juga diperkirakan dapat memberikan dampak besar terhadap pasokan komoditas, mengingat Laut Merah merupakan jalur strategis perdagangan global," lanjutnya.
Di tengah situasi ini, Gapki memprediksi pergerakan harga CPO pada 2024 tak akan banyak berubah dibanding tahun 2023.
Mereka juga memperkirakan produksi minyak kelapa sawit nasional tahun ini akan stagnan, volume ekspor menurun, tapi konsumsi domestiknya meningkat.
"Konsumsi dalam negeri diperkirakan akan terus mengalami kenaikan, terutama untuk kebutuhan pangan, industri oleokimia, dan kebutuhan energi dengan adanya implementasi biodiesel B35 secara setahun penuh," kata Gapki.
(Baca: Bank Dunia Prediksi Harga Minyak Sawit Turun sampai 2025)