Ada Pemain WNA Ilegal hingga Aturan Diskriminatif, Ini Bentuk Kecurangan di SEA Games 2023 Menurut Kurious-KIC


Nama Data | Nilai |
---|---|
Panitia/wasit/juri curang | 52,8 |
Pemain negara lain ilegal | 35,9 |
Peraturan diskriminatif | 34,8 |
Ancaman pengaruhi hasil | 24,9 |
Kecurangan lainnya | 3,4 |
Tidak tahu/tidak jawab | 18,8 |
- A Font Kecil
- A Font Sedang
- A Font Besar
Masyarakat Indonesia menilai bahwa terdapat indikasi kecurangan di SEA Games 2023. Hal ini berdasarkan hasil survei Kurious-Katadata Insight Center (KIC) yang menunjukkan, sebanyak 75,8% responden menilai bahwa terdapat indikasi kecurangan di ajang olahraga paling bergengsi di Asia Tenggara tersebut.
Rinciannya, 41,5% mengatakan tak yakin sejauh mana kecurangannya, sedangkan 34,3% percaya sepenuhnya indikasi kecurangan tersebut.
Lantas, apa saja bentuk kecurangan yang terdapat di SEA Games 2023 menurut responden?
Hasil survei Kurious-KIC menunjukkan, mayoritas atau sebanyak 52,8% responden mengatakan bentuk kecurangan di SEA Games 2023 dilakukan oleh panitia, wasit, atau juri. Kemudian, sebanyak 35,9% responden menilai bahwa kecurangan berupa penyertaan pemain kewarganegaraan lain secara ilegal atau tanpa proses naturalisasi.
Ada pula sebanyak 34,8% responden mengatakan bahwa bentuk kecurangan di SEA Games 2023 berupa peraturan diskriminatif terhadap negara atau pihak tertentu. Lalu, sebanyak 24,9% responden menilai bentuk kecurangan pada ajang olahraga bergengsi ASEAN itu berupa penggunaan kekerasan atau ancaman untuk mempengaruhi hasil pertandingan atau atlet.
Sementara, responden yang mengatakan bentuk kecurangan lainnya sebanyak 3,4%. Di sisi lain, responden yang tidak tahu/tidak menjawab 18,8%.
Adapun survei ini dilakukan terhadap 638 responden yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, dengan proporsi responden laki-laki 52,8% dan perempuan 47,2%.
Lebih dari separuh responden berada di Pulau Jawa selain Jakarta (66,3%), kemudian di Jakarta (13,3%), dan Sumatra (10,3%). Proporsi responden yang berasal dari Kalimantan, Bali-Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Maluku-Papua di rentang 0,5%-4,1%.
Sebagian besar responden berusia antara 35-44 tahun (31,5%), diikuti kelompok 25-34 tahun (30,4%) dan kelompok 45-54 tahun (21,8%).
Survei dilakukan pada 12 Mei-19 Mei 2023 menggunakan metode computer-assisted web interviewing (CAWI), dengan toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 3,62% dan tingkat kepercayaan 95%.