Kericuhan terjadi usai Arema FC mengalami kekalahan dalam pertandingan sepak bola atas Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu (1/10). Dalam kericuhan itu terjadi bentrok antara suporter dan aparat keamanan hingga mengakibatkan ratusan korban berjatuhan.
Menteri Koordinasi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, total korban yang meninggal dan terluka akibat tragedi Kanjuruhan mencapai 448 orang.
"Korban berstatus luka ringan 302 orang, luka berat 21 orang, meninggal dunia 125 orang. Sehingga total korban 448 orang," kata Muhadjir dikutip dari KompasTV, Minggu (2/10) malam.
Muhadjir menyebut data ini telah diverifikasi oleh rumah sakit, polisi, maupun penyelenggara. "Dengan penjelasan resmi ini saya harap tidak ada spekulasi-spekulasi terkait jumlah korban."
Adapun bentrokan di stadion Kanjuruhan terjadi setelah pendukung Arema turun dari tribun penonton ke tengah lapangan. Karena situasi kian kacau, pihak kepolisian mengadang penonton dan kemudian menembakkan gas air mata.
Namun, gas air mata itu tidak hanya ditembakkan ke arah pendukung yang turun ke lapangan, melainkan juga ke tribun penonton. Alhasil, para pengunjung pun panik dan massa saling berdesakan keluar dari stadion.
Di tengah kepanikan itu, banyak penonton yang mengalami sesak napas, terjatuh, terinjak-injak bahkan hingga tewas.
(Baca: Banyak Kasus Suporter Sepak Bola Tewas, Apa Penyebabnya?)