
Nama Data | Nilai |
---|---|
Gelap Gempita | 370.543 |
Semakin Tua Semakin Punk | 351.245 |
Sukatani | 132.824 |
Alas Wirasaba | 116.712 |
Jangan Bicara Solidaritas | 83.740 |
- A Font Kecil
- A Font Sedang
- A Font Besar
Sukatani, grup musik punk new wave asal Purbalingga, Jawa Tengah, mengunggah video permintaan maaf kepada Polri karena menciptakan lagu yang mengkritik kepolisian.
Selain minta maaf, Sukatani menyatakan telah menarik lagu tersebut dari semua platform musik digital. Adapun penggalan lirik lagu mereka berbunyi seperti ini:
Mau korupsi, bayar polisi / Mau gusur rumah, bayar polisi
Mau babat hutan, bayar polisi / Mau jadi polisi, bayar polisi
Aduh, aduh, ku tak punya uang / Untuk bisa bayar polisi
"Mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada Bapak Kapolri dan institusi Polri atas lagu ciptaan kami dengan judul lagu 'Bayar Bayar Bayar', yang liriknya 'bayar polisi', yang telah kami nyanyikan sehingga viral di beberapa platform media sosial," kata Alectroguy, nama panggung gitaris Sukatani dalam unggahan videonya di Instagram, Kamis (20/2/2025).
"Sebenarnya lagu itu saya ciptakan untuk oknum kepolisian yang melanggar peraturan," katanya.
(Baca: Ini Genre Musik Paling Populer di Indonesia pada 2024)
Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) menduga, Sukatani meminta maaf dan menarik lagu mereka karena ada intimidasi.
"Diduga kuat ada anggota Polri yang mengintimidasi dan memaksa untuk meminta maaf atas lagu 'bayar polisi'," kata Ketua PBHI Julius Ibrani, disiarkan Tempo.co, Jumat (21/2/2025).
Namun, hal tersebut dibantah Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko.
"Polri terus berupaya menjadi organisasi yang modern, yaitu Polri tidak anti-kritik. Bapak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo kerap menegaskan hal tersebut kepada seluruh jajaran," kata Trunoyudo, disiarkan Katadata.co.id, Jumat (21/2/2025).
Selain lagu "Bayar Bayar Bayar" yang sudah ditarik, Sukatani memiliki beberapa lagu lain yang masih beredar di Spotify.
Lagu terpopulernya berjudul "Gelap Gempita", "Semakin Tua Semakin Punk", "Sukatani", "Alas Wirasaba", dan "Jangan Bicara Solidaritas" dengan jumlah pemutaran seperti terlihat pada grafik.
(Baca: Aplikasi Musik yang Sering Digunakan Warga RI Awal 2024)