Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), pada 2022 terdapat 50.744 orang ibu hamil yang terinfeksi atau positif hepatitis B di seluruh Indonesia.
Data tersebut disampaikan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Imran Pambudi, dalam konferensi pers daring bertajuk Peringatan Hari Hepatitis Sedunia ke-14 Tahun 2023 pada Jumat (28/7/2023).
Imran Pambudi menyebutkan, kasus hepatitis B di Indonesia sebagian besar ditularkan dari ibu ke anak.
Adapun jumlah ibu hamil yang terinfeksi hepatitis B diperoleh melalui pemeriksaan atau screening terhadap lebih dari 3,2 juta ibu hamil di 489 kabupaten/kota Indonesia.
Berdasarkan provinsinya, Jawa Timur tercatat sebagai wilayah dengan kasus ibu hamil positif hepatitis B tertinggi nasional, yakni 8.269 orang pada 2022.
Berikutnya ada Jawa Barat dan Jawa Tengah dengan jumlah ibu hamil positif hepatitis B masing-masing 6.779 orang dan 5.653 orang.
Untuk menekan tingginya kasus ibu hamil positif hepatitis B di Indonesia, pada 2022 Kemenkes telah memberikan obat antivirus tenofovir disoproxil fumarate di 180 fasilitas kesehatan pada 34 kabupaten/kota di 17 provinsi Indonesia.
"Nanti akan kita tambah wilayah untuk pemberian antivirus. Harapan kami tahun 2029 semua kabupaten/kota dapat memberikan obat antivirus tenofovir disoproxil fumarate kepada ibu hamil," kata Imran.
(Baca juga: Diduga Sebabkan 3 Orang Meninggal, Ini Tren Kasus Antraks di Yogyakarta 5 Tahun Terakhir)