Laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan, ada sebanyak 89 jemaah haji Indonesia yang meninggal selama penyelenggaraan ibadah haji pada 2022.
Jumlah ini menurun 80,35% dari penyelenggaran ibadah haji sebelumnya, yaitu pada 2019 sebanyak 453 orang. Adapun penyelenggaraan ibadah haji Indonesia pada 2020 dan 2021 ditiadakan oleh pemerintah karena pandemi Covid-19 tengah mewabah.
Dari puluhan jemaah haji Indonesia yang meninggal pada 2022 tersebut, mayoritas karena mengalami penyakit jantung iskemik. Jumlahnya sebanyak 41 orang atau menyumbang 46,06% dari total jemaah haji Indonesia yang meninggal pada tahun lalu.
Kemudian, sebanyak 8 jemaah haji Indonesia meninggal mengalami pneumonia. Jumlah ini setara 8,98% dari total jemaah haji Tanah Air yang meninggal pada 2022.
“Penyebab kematian jemaah haji terbanyak adalah penyakit jantung dan paru,” demikian dikutip dari laporan Kemenkes yang diterima Databoks.co.id, Selasa (23/5/2023).
Selain itu, ada pula kematian jemaah haji Indonesia yang disebabkan stroke, gagal jantung, kanker, hipertensi, hingga dehidrasi.
Berikut penyebab kematian jemaah haji di Indonesia pada 2022 berdasarkan jenis penyakit yang diderita:
- Penyakit jantung iskemik: 41 orang
- Pneumonia: 8 orang
- Stroke: 7 orang
- Gagal jantung: 6 orang
- Kanker: 5 orang
- Hipertensi: 4 orang
- Penyakit ginjal kronis: 3 orang
- Diabetes Mellitus: 2 orang
- Dehidrasi: 2 orang
- Sirosis hati: 2 orang
- Penyebab lainnya: 9 orang
Melihat jumlah kematian jemaah haji Indonesia pada tahun lalu, Kemenkes menyiapkan Emergency Medical Team (EMT) sebagai upaya menurunkan risiko kematian jemaah haji pada penyelenggaraan ibadah haji tahun ini.
"Salah satu strategi penyelenggaraan kesehatan haji tahun ini, kami siapkan dokter spesialis sebagai EMT yang ditempatkan di setiap sektor, sehingga kegawatdaruratan medis lebih cepat tertangani," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro Susilo dalam siaran persnya, Kamis (18/5/2023).
Tim EMT akan berisi 15 orang dokter spesialis yang terdiri atas bidang anestesi, penyakit dalam, bedah, saraf dan jantung. Selain itu, ada pula 12 orang dokter umum dan 43 perawat IGD/ICU/ER.
Para dokter tersebut disiagakan untuk memberikan pelayanan kesehatan di 5 sektor daerah kerja Madinah dan 11 sektor daerah kerja Makkah yang berdekatan dengan pondokan jemaah haji.
EMT juga disiagakan di sejumlah pos sektor khusus, yakni Masjid Nabawi, Terminal Syib Amir Masjidil Haram, Arafah, dan Mina.
"Hal ini bertujuan agar memudahkan akses jemaah haji kepada pelayanan kesehatan, khususnya kondisi darurat yang tidak bisa ditangani oleh tenaga kesehatan haji di kloter," ujar Liliek.
(Baca: Angka Kematian Jemaah Haji Indonesia Turun pada 2022, Terendah Sedekade)