Hasil skrining kesehatan jiwa yang dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan, sebanyak 2.716 calon dokter spesialis atau peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Indonesia mengalami gejala depresi.
Angka tersebut setara 22,4% dari total peserta PPDS yang disurvei per Maret 2024, menurut laporan yang diterima Databoks pada Selasa (16/4/2024).
Berdasarkan tingkatannya, calon dokter paling banyak mengalami gejala depresi minimal (skor 1-4 poin) sebanyak 5.049 orang atau 41,7%.
Tingkatan selanjutnya gejala depresi ringan (5-9 poin) sebanyak 1.977 orang atau 16,3%. Gejala lainnya, depresi sedang (10-14 poin) sebanyak 486 orang atau 4%.
Gejala depresi sedang-berat (15-19 poin) juga dirasakan oleh 178 orang atau 1,5%. Lalu, gejala depresi berat (20-27 poin) dirasakan oleh 75 orang atau 0,6%.
Sementara ada 4.356 orang atau 35,9% yang tidak memiliki gejala depresi.
Kemenkes menyampaikan, dari total 22,4% PPDS yang mengalami gejala depresi sebanyak 381 orang (14%) sedang menjalani pendidikan spesialis 1 anak. Selanjutnya sebanyak 350 orang (12,9%) sp1 penyakit dalam; 248 orang (9,1%) anestesiologi, 164 orang (6%) neurologi; dan 153 orang (5,6%) obgyn.
Skrining ini tersebar di 28 rumah sakit vertikal (RSV) pendidikan dengan total sampel sebanyak 12.121 PPDS pada 21, 22, dan 24 Maret 2024.
Adapun metode pengumpulan datanya menggunakan kuesioner Patient Health Questionnaire -9.
(Baca juga: Perempuan RI Lebih Banyak Alami Gangguan Kesehatan Mental Daripada Laki-laki)