Bank OCBC NISP beserta entitas anaknya mencetak laba bersih Rp 3,3 triliun pada 2022, meningkat 32% dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), sekaligus menjadi rekor tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Sebelumnya, laba bersih Bank OCBC NISP sempat terkontraksi 28,5% (yoy) pada awal pandemi tahun 2020. Namun, pada 2021 kinerja keuangannya sudah mulai pulih, dan kian menguat pada 2022 hingga melampaui pencapaian masa pra-pandemi.
Hal serupa juga dialami BNI, BCA, dan Bank Mandiri yang sama-sama mencetak rekor laba pada tahun lalu.
(Baca: BCA Cetak Rekor Laba pada 2022, Ini Pertumbuhannya 5 Tahun Terakhir)
Tumbuhnya laba Bank OCBC NISP pada 2022 didorong oleh kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 14% (yoy) dan penurunan beban cadangan kerugian 25% (yoy).
Kemudian penyaluran kreditnya pada 2022 naik 14% (yoy), dengan rincian penyaluran kredit di segmen business banking tumbuh 13% (yoy) dan retail banking meningkat 16% (yoy).
Adapun peningkatan retail banking ditopang oleh penyaluran kredit konsumsi yang tumbuh 24% (yoy) menjadi Rp 21,9 triliun pada akhir 2022.
"Pertumbuhan kredit bank berbanding lurus dengan peningkatan aktivitas ekonomi, serta optimisme dari sisi konsumen maupun pelaku usaha yang berpengaruh terhadap pemulihan ekonomi nasional," kata Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP, dalam siaran persnya, Senin (30/1/2023).
Bank OCBC NISP menilai kualitas penyaluran kreditnya masih terjaga, dengan tingkat kredit bermasalah bruto (non-performing loan gross) 2,4%.
"Penyisihan kerugian kredit terhadap kredit bermasalah bruto juga berada di posisi yang baik pada level di atas 200%, mencerminkan bahwa bank prudensial dalam mengelola kredit yang disalurkan," kata mereka.
Sampai akhir 2022 Bank OCBC NISP tercatat memiliki aset Rp 238,5 triliun. Nilai total penyaluran kredit brutonya mencapai Rp 137,6 triliun, dan simpanan nasabah Rp 176,1 triliun.
(Baca: Laba Bank Mandiri Melonjak pada 2022, Lampaui Capaian Pra-Pandemi)