International Labour Organization (ILO) memproyeksikan, pekerjaan, termasuk pekerja yang terlibat dalam pekerjaan, di Asia Tenggara akan cerah sepanjang 2025-2026.
Ini terlihat dalam laporan World Employment and Social Outlook: Trends 2025 yang baru dipublikasikan awal 2025.
Dari laporan tersebut, ILO mengestimasikan jumlah pekerjaan di Asia Tenggara mencapai 321,7 juta pekerjaan dengan rasio populasinya sebesar 63,1%.
Angkanya naik cukup signifikan menjadi 334,6 juta dengan persentase 64,8% pada 2022.
Lalu naik lagi menjadi 338,7 juta dengan rasio 64,8% pada 2023. Kemudian pada 2024 diestimasikan naik menjadi 342,3 juta dengan rasio 64,7%.
ILO memproyeksikan angka employment naik menjadi 345,8 juta dengan rasio yang justru turun tipis menjadi 64,5% pada 2025.
Pada 2026, angkanya memang naik menjadi 349 juta, meski dengan rasio populasi yang turun tipis menjadi 64,4%.
ILO memproyeksikan, jumlah pekerja di Asia Tenggara akan meningkat hingga 2026 yang mencapai 349 juta pekerja. Ini tren tahunannya.
Kendati begitu ILO menyebut prospek Asia Tenggara cukup menggembirakan di tengah permintaan global yang membaik. Berbeda dengan negara-negara Kepulauan Pasifik terus mengalami penurunan ekonomi akibat COVID-19.
"Asia Tenggara menunjukkan pertumbuhan PDB sebesar 4,6% pada 2024 dan diperkirakan akan tumbuh pada tingkat yang sama pada 2025," tulis ILO dalam laporan yang dikutip pada Sabtu (21/5/2024).
Sebagian dari prospek positif untuk subkawasan ini berasal dari permintaan barang elektronik, ekspor barang dagangan utama untuk ekonomi seperti Filipina, Singapura, Malaysia, dan Thailand, meskipun permintaan ini terlihat dapat melesu karena pemerintahan baru AS.
(Baca juga: ILO Prediksi Jumlah Pengangguran di Asia Tenggara Naik pada 2026)