Volume bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) selalu meningkat setiap tahun. Terus bertambahnya jumlah kendaraan bermotor baik roda dua maupun empat membuat permintaan BBM bersubsidi terus meningkat dan mendorong pemerintah untuk menaikkan kuota tiap tahunnya. Kenaikan ini juga dipicu subsidi yang salah sasaran dan dinikmati oleh orang kaya tapi tetap membeli premium atau solar untuk bahan bakar kendaraannya.
Kuota BBM bersubsidi selalu jebol sejak 2009-2012 dan baru pada 2013 realisasi konsumsinya berada dibawah target APBN. Dari target 47,9 juta kilo liter BBM bersubsidi pada 2013, realisasi penyalurannya hanya mencapai 46,25 juta kl atau 3,5 persen dibawah kuota. Dengan rincian, premium mencapai 29,3 juta kl (4,93 persen) dibawah kuota, kerosene 1,1 juta kl (7,6 persen) dibawah kuota, serta solar 15,9 juta kl (0,24 persen) dibawah kuota.
Kenaikan harga BBM bersubsidi pada Juli 2013 telah menyebabkan permintaan premium turun. Dari rata-rata penyaluran premium sebelumnya 80.645 kl susut menjadi tinggal 76.386 kl. Dalam enam tahun terakhir, permintaan premium rata-rata tumbuh 8,5 persen dan solar 6,2 persen per tahun.