Kota Jakarta genap berusia 496 tahun pada Kamis, 22 Juni 2023. Di usianya yang hampir setengah abad, bagaimana kondisi ekonomi Ibu Kota Indonesia ini?
Meski perekonomian DKI Jakarta sempat terpuruk akibat pandemi Covid-19, namun kondisinya terus mencatatkan pertumbuhan positif sejak akhir 2021.
Hal ini terlihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi Ibu Kota mencapai 4,95% pada kuartal I-2023 dibanding kuartal I-2022 (year on year/yoy).
Angka pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta tersebut nyaris mendekati angka sebelum pandemi, terlihat seperti grafik di atas.
"Peningkatan aktivitas masyarakat setelah diberhentikannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mendorong perekonomian Jakarta pada periode ini,” kata BPS dalam laporannya bulan lalu (5/5/2023).
Selain itu, menurut BPS, menurunnya harga komoditas energi dan terjaganya permintaan domestik turut mendukung pertumbuhan ekonomi Jakarta.
Lapangan usaha yang mendorong perekonomian DKI Jakarta adalah transportasi dan pergudangan yang tumbuh sebesar 17,43% (yoy). BPS mengatakan, mobilitas masyarakat yang semakin tinggi berdampak pada meningkatnya aktivitas sektor ini.
Lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi kedua adalah jasa lainnya yang tumbuh 13,16% (yoy). Menurut BPS, peningkatan utamanya terjadi pada aktivitas hiburan dan pariwisata.
"Hal ini diindikasikan dari banyaknya pengunjung tempat rekreasi dan event hiburan di Jakarta seperti konser musik pada awal tahun 2023," kata BPS.
Tingginya aktivitas masyarakat juga mendorong kinerja penyediaan akomodasi dan makan minum yang tumbuh 8,27% (yoy) pada kuartal I-2023.
Sementara, ada dua lapangan usaha yang mengalami kontraksi. Kontraksi terbesar terjadi pada pertambangan dan penggalian, yakni minus 8,16% (yoy), diikuti oleh pengadaan listrik dan gas minus 7,69 (yoy).
Adapun pada kuartal I-2023 seluruh komponen pengeluaran DKI Jakarta tumbuh positif. Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) tumbuh paling tinggi yaitu sebesar 7,95% (yoy).
Komponen dengan pertumbuhan terbesar kedua adalah Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT) yang tumbuh 4,18% (yoy), serta Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PKP) naik 1,79% (yoy).
(Baca: Jelang Akhir Masa Jabatan, Ini Gambaran Kemiskinan Jakarta di Era Anies Baswedan)