Harga-harga komponen penyumbang inflasi rokok dan tembakau di Sampit pada September kemarin berada di angka 1,06%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 0,36%. Di antara sembilan kelompok inflasi yang diukur di daerah ini, kelompok makanan, minuman dan tembakau menyumbang 0,22% inflasi di Sampit.
(Baca: Harga Makanan, Minuman dan Tembakau di Kabupaten Sintang Bulan September Naik 0,49%)
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan indeks harga konsumen (IHK) makanan, minuman dan tembakau di Sampit berada di level 121,24 pada September 2024, lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 119,97.
Bila dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, inflasi makanan, minuman dan tembakau telah turun 17.53% (year on year/yoy). Sementara jika dibandingkan dengan posisi awal tahun, harga-harga komponen penyumbang inflasi di Sampit telah mengalami pertumbuhan 4,5% (year to date/ytd).
(Baca: Harga Pakaian dan Alas Kaki di Kota Tanjung Pinang Bulan September Naik 0,02%)
Subkelompok inflasi ini mengalami peningkatan tertinggi di urutan kedua dibanding sub kelompok penyumbang inflasi lainnya.
Berikut ini inflasi subkelompok makanan, minuman dan tembakau yang di ukur BPS per September di Sampit :
- Kelompok rokok dan tembakau 1,06%
- Kelompok minuman yang tidak beralkohol 6,74%
- Kelompok makanan -0,45%
- Kelompok makanan, minuman dan tembakau 0,22%
Dibandingkan dengan 112 kabupaten/kota lain, inflasi makanan, minuman dan tembakau tertinggi terjadi di Indonesia sebesar 0,42% dengan IHK sebesar 116.95 dan terendah terjadi di Kabupaten Morowali sebesar 2,12% dengan IHK sebesar 110.59. Sementara untuk Sampit ini menempati urutan 17.
Berikut ini 10 kabupaten/kota dengan inflasi subkelompok makanan, minuman dan tembakau tertinggi pada September 2024:
- Kabupaten Badung 4,29%
- Kabupaten Tabanan 2,66%
- Kota Bogor 2,26%
- Kabupaten Maluku Tengah 2,19%
- Kabupaten Morowali 2,12%
- Kabupaten Jayawijaya 2,09%
- Kota Lhokseumawe 1,97%
- Kota Tanjung Pinang 1,87%
- Kabupaten Muara Enim 1,65%
- Kabupaten Halmahera Tengah 1,51%