Produk domestik bruto (PDRB) harga berlaku (ADHB) di Kota Salatiga, pada 2023 mencapai Rp16,77 triliun. PDRB di kabupaten/kota ini tumbuh 5,34% dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp15,38 triliun .
Dibandingkan dengan masa pandemi covid pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi di wilayah ini terlihat lebih tinggi. Sebelumnya pertumbuhan pada akhir tahun 2020 pasca covid tercatat turun 1,68%.
(Baca: 2,1% Penduduk di Kabupaten Semarang Beragama Katolik)
Menurut publikasi BPS, dengan total penduduk yang mencapai 200,74 ribu jiwa, PDRB per kapita di wilayah ini tercatat Rp84.320 ribu/kapita/tahun. PDRB per kapita ini secara nasional berada di urutan 96.
Dari 17 sektor yang mendorong pergerakan ekonomi di kabupaten/kota ini, sektor industri pengolahan menjadi unggulan.
Di urutan pertama yakni sektor industri pengolahan. Pada 2023 lalu, sektor ini memberikan kontribusi PDRB terbesar dengan nilai mencapai Rp5,55 triliun. Nominal ini tumbuh 4,84%.
Di urutan kedua adalah sektor konstruksi tumbuh 4,96% menjadi Rp2,28 triliun, PDRB sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor yang kali ini tumbuh 4,48% menjadi Rp2,14 triliun.
(Baca: Sektor Utama Penggerak Perekonomian di Kota Parepare pada 2023)
Selain itu, sektor lainnya yang memberikan kontribusi di urutan lima besar adalah jasa pendidikan dengan PDRB Rp806,63 miliar.
Distribusi PDRB di Kota Salatiga pada 2023
Menurut tingkat distribusinya, sektor utama yang menyumbang pertumbuhan terbesar PDRB di Kota Salatiga ini adalah sektor industri pengolahan dengan kontribusi mencapai 29,7%. Sektor lainnya diurutan lima besar adalah sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, sektor konstruksi, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum, dan sektor informasi dan komunikasi.
Sedangkan untuk sektor dengan distribusi terkecil adalah Sektor Jasa Perusahaan,Sektor Jasa Lainnya,Sektor Pengadaan Listrik dan Gas,Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang dan Sektor Pertambangan dan Penggalian.