Nilai aktivitas merger dan akuisisi 2016 tumbuh 25,78 persen menjadi US$ 1,98 miliar atau setara Rp 26,28 triliun dengan kurs Rp 13.300 per dolar Amerika. Nilai tersebut terdiri atas merger dan akuisisi yang berasal dari investasi domestik senilai US$ 1,08 miliar dan dari luar negeri sebesar US$ 893 juta.
Menurut Laporan Perekonomian Indonesesia Bank Indonesia 2016, nilai merger dan akuisisi domestik pada 2016 melonjak 453 persen dari tahun sebelumnya, yakni hanya US$ 196 juta. Sementara merger dan akuisisi dari dan ke luar negeri pada 2016 justru mengalami penurunan 35 persen dari tahun sebelumnya, yaitu senilai US$ 1,38 miliar. Melambatnya perekomian global yang berimbas terhadap lesunya perekonomian domestik membuat investasi dari luar negeri melambat pada tahun lalu.
Investasi pada 2017 diperkirakan akan lebih membaik seiring dengan berakhirnya masa konsolidasi keuangan korporasi. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya nilai transaksi merger dan akuisisi pada 2016. Meningkatnya investasi merger dan akuisisi menandakan membaiknya keyakinan para pelaku usaha dalam melakukan ekspansi usaha pada tahun berikutnya. Selain itu, kebijakan pelonggaran moneter pemerintah yang diperkirakan masih akan berlanjut juga turut memberikan stimulus bagi korporasi untuk melakukan ekspansi.